Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Bahasa Ibu atau Bahasa Anak?

Kegelisahan terbesar saya sebagai ibu adalah perbedaan latar belakang keluarga yang sangat jauh dengan anak-anak saya. Memang seperti kata-kata bijak, anak-anak adalah anak panah dan orangtua adalah busurnya, anak-anak adalah milik zamannya masing-masing.

Me Time-ku Kini Tidak Sendiri Lagi

minum teh dengan Kakak saat adik-adik tidur siang Saya mendengar kata "me time" saat saya membaca buku atau artikel tentang ibu yang mengalami maternity blues, yang selama 24 jam terus menerus merawat bayi yang baru lahir sehingga ibu tidak sempat melepas penat dan rasa lelah.

ママは働いたらもっとスゴイぞ!Kalau Ibu juga bekerja tentu lebih hebat!

Buku terbitan 2007 dtulis oleh 和田清華 (Sayaka Wada) yang memang motivator, jadi sebagian besar pesan2-pesanya tidak terlalu baru. Mungkin karena beliau juga seorang ibu dengan 2 anak, tulisannya terasa lebih tepat sasaran. Sambil baca buku ini saya jadi secara tidak sadar menyamakan penulisnya dengan aktivis ibu bekerja 勝間和代 (Kazuyo Katsuma). Tapi belakangan ibu ini sering banget ngomong di TV...ketimbang aktivis mungkin lebih cocok dibilang celebritis ya. Kazuyo Katsuma pernah bilang kalo para ibu yang mengambil cuti setelah melahirkan (育児休業中), biasanya selama setahun, mereka sering merasa khawatir setelah vakum sekian lama pas nanti kembali ke tempat kerja gak akan bisa berkinerja seperti sebelumnya. Nah, blio bilang, ibu yang cuti itu seperti seorang pitcher baseball ternama (saya lupa namanya) yang kalau tidak sedang bertanding atau berlatih, tangannya harus dibebat dan tak banyak digunakan. Begitu bebat dibuka, maka tenaga yang keluar akan begitu besar selayaknya sebuah dam yang

「さみしいママ」にさよなら, Sayonara Ibu yang Kesepian!

Memang buku ini umurnya sudah tua, diterbitkan pertama kali tahun 1997, tapi curhatan2 para ibu di dalamnya masih familiar. Kesimpulannya, proses menjadi ibu yang bahagia hari ini mungkin hampir sama dengan para ibu generasi 10 tahun lalu. Buku ini berisi 6 bab yang masing2 diawali dengan curhatan2 para ibu yang merasa kesepian lengkap dengan keluhan2nya masing2. Tentu saja ibu kesepian disini tidak identik dengan ibu rumah tangga, banyak juga curhatan ibu bekerja yang merasa kesepian karena merasa mendidik anak hanyalah tanggung jawab yang harus dipikul sendirian oleh seorang ibu. Kemudian dipaparkan statistik hasil survey mengenai topik yang dibahas pada bab tersebut, dan diakhiri dengan ulasan dan saran dari senpai mama atau dari konselor. Dari bab 1 sampe bab 5 berturut2 dibahas mengenai rasa sepi karena hanya menjalani peran sebagai seorang ibu, merasa sepi walaupun selalu bersama suami, merasa sepi karena merasa terputus dari dunia luar, menjadi rendah diri karena merasa &

Ibu yang hebat, Ibu yang kesepian (pengantar)

gambar diambil dari shutterstock Minggu ini saya pinjam 3 buku di perpus, 「さみしいママ」にさよなら terjemahan bebasnya kira2 "selamat tinggal ibu yang kesepian", 「ママは働いたらもっとスゴイぞ!」 terjemahan bebasnya "Ibu bekerja lebih hebat lho!" dan 「よいおもちゃとはどんなもの?」terjemahan bebasnya "seperti apa sih mainan yang baik itu?".   Dua buku pertama saya baca paralel, ternyata enak banget dibacanya, hampir gak bisa berhenti. Biasanya kalo saya lagi baca buku jepang, yang liat musti bingung saya ini baca buku apa baca kamus? hehehe. Kedua buku ini menggunakan kata-kata yang sederhana dan setiap bab-nya pendek-pendek berisi kalimat yang efektif. Buku ketiga baru saya scanning aja, rencananya mau saya baca pelan-pelan sambil dicatat poin pentingnya, maklum, memilih mainan mungkin bakalan jadi masalah sehari-hari yang paling banyak menyita pikiran saya nantinya.   Buku tentang ibu yang kesepian dan ibu yang hebat tadi awalnya saya pikir hanyalah buku model self-help books yang isi

Dilema Menulis tentang Parenting

Setiap hendak menulis tentang parenting saya selalu maju mundur, meskipun berhasil menulisnya tetap saja saat hendak meng-klik button publish saya kembali ragu-ragu. Akhirnya kemarin saya kepikiran terus menganalisis mengapa menulis tentang parenting begitu dilematis.   Berikut daftar pikiran negatif yang saya rasakan ketika menulis tentang parenting, termasuk menulis tentang tumbuh kembang anak-anak:

Aa Taqwa dan Jidoukan

Foto kegiatan di Jidoukan dari sini 2 bulan lalu, saat pulang ke rumah mertua karena urusan keluarga, Keluarga suami sempat terkaget-kaget dengan betapa "telat" nya Aa Taqwa dalam segala hal, terutama bicara/komunikasi.

DIY Aksesoris Ergobaby

Dulu kalau lihat ibu-ibu lain gendong bayi pake ergo, dan dibagian shoulder strap nya ada cover-nya suka bingung buat apa ya gunanya, apa hiasan aja soalnya memang motifnya lucu-lucu. Ternyata si bebi Haqqi belakangan suka menggigit tali gendongan, bahkan sampai basah! Saya coba tutupi dengan saputangan handuk (lebih baik mencuci sapu tangan daripada mencuci ergonya kaaan!), eeeh malah jatuh-jatuh saputangannya, dan bahkan saya sampai kehilangan selembar sapu tangan kesayangan (pas kebetulan pakai sepeda, gak sadar pas jatuh dan pas dicari gak ketemu...hikkss).

Kitchen with Baby :)

Lama gak apdet laman dapur, bukan berarti gak masuk dapur siy, tapi karena repot dengan bayi dan persiapan Aa masuk TK acara memasak jadi disederhanakan. Baking sudah jarang-jarang, kecuali bikin roti tawar buat sarapan. Bread machine pun sudah mulai ngadat2 karena kebanyakan dipekerjakan. Sekarang lebih sering dipakai untuk membuat adonan sajah, selanjutnya dipanggang di oven, cukup modal cetakan roti tawar saja. Karena ada bayi, waktu memasak yang dialokasikan 1 jam terasa sangat singkat. Sebisa mungkin menghindari memasak yang harus banyak potong memotong atau menggoreng/menumis. Solusinya lebih banyak masak yang di steam di penggorengan, dan SALAD! Karena busui harus banyak makan sayur, salad adalah menu yang paling pas; tak perlu dimasak, bisa disiapkan kapan saja lalu disimpan di kulkas, variasinya juga macam-macam. Tinggal utak-atik isian dan tipe dressing dijamin gak bakalan bosan! Berikut beberapa salad yang jadi hit di meja makan saya:  Kalau sudah b

玉子の卵焼き

Sudah genap sebulan saya belajar privat Bahasa Jepang gratis di  mishop Mitaka. Alhamdulillah sudah mulai ngeh sama cara ngajar sensei-nya. Walopun disini saya pengen "ngeluh" juga ternyata sensei saya banyak maunya. Tapi ya mungkin memang sudah "dijodohkan" juga...soalnya saya juga banyak maunya he3. Singkatnya dalam sekali pertemuan diisi dengan ujian kanji (buku kanji kentei level7 漢字検定7級), menulis satu tanka 短歌 dari satu set berisi 100 lagu tradisional Jepang hyakunin isshu 百人一首 (  ini  keterangan dari Om Wiki tentang hyakunin isshu), latihan membaca cepat menggunakan buku IPA anak SD, terakhir ngomong2 soal sejarah Jepang plus mengedit bersama karangan yang saya tulis sebagai PR dari minggu sebelumnya. Selain PR mengarang (targetnya satu lembar 原稿/kertas kotak2 kecil 400 karakter setiap hari tapi saya tawar seminggu sekali aja n jumlah karakter suka2 he3), saya juga diminta belajar membaca buku cerita anak SD maksimal kelas 4 yang hampir semua hiragana, harus

Teach Your Child to Read in 100 Easy Lessons-selesai

Hari ini hari terakhir liburan musim panas, besok sudah mulai sekolah seperti biasa. Alhamdulillah di liburan musim panas ini Kakak akhirnya menamatkan Iqra dan mulai Juz Amma, juga menamatkan Teach Your Child to Read in 100 Easy Lessons   dan mulai menginjak bacaan Reading Literature  dari Baldwin Project (iyaaaaaa gratisan). Buku pegangan yang sudah lecek Mulai menggunakan reading literature Perjuangan berat selama 1 tahun lebih sejak Mendadak Calistung  , menyisihkan waktu 10 menit sebelum berangkat sekolah untuk belajar Iqra dan 100 lessons. Kenapa cuma 10 menit? karena lebih dari itu anaknya udah gak konsen, padahal untuk mengkondisikannya duduk manis perlu 1 jam lebih. Kenapa sebelum berangkat sekolah? sekalian sebagai pemanasan karena di sekolah lebih berat lagi, harus duduk manis untuk setiap jam pelajaran (45 menit!). Rasanya lega bisa menyelesaikan pelajaran membaca Al Quran dan Bahasa Inggris, tapi tugas besar menanti saya dan Kakak. Karena meskipun Kakak bisa m

(Akhirnya) Kakak Tamat Iqra!

Buku Iqra ke-3 yang sudah berantakan saat akhirnya tamat Alhamdulillah di tengah kerepotan mengurus baby Haqqi dan mengatasi tantrum Aa Taqwa yang hampir setiap hari, ada hal membanggakan juga yang bisa kami capai; Kakak tamat belajar Iqra! Mengapa bangga? umur sudah 6 tahun baru bisa Iqra aja, gak tengok ya kanan kiri rata-rata sudah khatam al Quran bahkan malah hafal beberapa juz! Karena yang saya banggakan bukan tamatnya, tapi keberhasilan kami (ibu dan anak) yang pemalas ini untuk tidak menyerah dan terus melanjutkan belajar Iqra yang sebenarnya sudah dimulai sejak Kakak berusia 2 tahun. Beberapa kali mandek lalu mengulang lagi dari awal tetapi konsisten setiap hari belajar, walaupun kadang cuma 2 kata, tidak lebih dari satu atau dua menit setiap hari. Kalau terpaksa libur maka si Kakak lupa lagi dan terpaksa harus mengulang lagi beberapa halaman ke belakang. Perjuangan belajar iqra ini mengingatkan saya akan hadist tentang keadaan manusia menyebrangi shirathal mustaqim,

Mengenang Momen-momen Selama Kehamilan (2) : Obgynku

Saya menjalani tiga kali hamil dan melahirkan di RS yang sama. Pada kehamilan pertama, poli kebidanan RS masih dalam tahap renovasi dan sistem lama dimana setiap bumil tercatat dibawah penanganan obgyn tertentu, meskipun kadang kala pemeriksaan kehamilan ditangani dokter lain. Persalinan saya awalnya ditangani oleh seorang dokter perempuan, sampai kemudian harus melahirkan dengan intervensi dan ditangani oleh 2 orang dokter laki-laki. Persalinan kedua dan ketiga RS sudah direnovasi dan lebih nyaman, tetapi dokter yang menangani tidak bisa pilih-pilih baik saat pemeriksaan maupun saat persalinan. Alhamdulillah meskipun beberapa kali dapat dokter pria, saat persalinan saya selalu mendapat dokter wanita.

Mengenang momen-momen selama kehamilan: Penyemangat (1)

gambar diambil dari sini Ketika Hb turun terus, meski saya sudah minum pil zat besi, ditambah habis menandatangani persetujuan transfusi darah, selesai kontrol kehamilan saya merasa "down". Keluar dari RS, naik ke bis yang sudah "ngetem" di depan RS, dengan gontai berjalan menuju kursi paling belakang, mojok, siap untuk ber-mellow ria sepanjang perjalanan pulang.

Cerita Kelahiran Haqqi

Kehamilan ketiga ini merupakan "surprise", bahkan teman saya sempat meledek, "unexpected yaaa!". Yah, buat saya memang unexpected, tapi tidak buat suami saya yang kepengen punya 5 anak (yaaah bukan dia yang hamil dan melahirkan siy hi3). Jangan salah, saya sendiri berasal dari keluarga besar, 5 bersaudara! saya senang punya banyak anak, sayang sekali buat saya proses kehamilan dan persalinan yang melelahkan membuat saya sering ketakutan sendiri. Bagaimana jika di kehamilan kali ini saya tidak bisa "survive"? bagaimana jika anak-anak harus menjadi piatu? bukankah tugas saya bukan hanya melahirkan tapi juga membesarkan anak-anak? semakin mendekati hari perkiraan lahir saya semakin sering memandangi wajah anak-anak, memeluk mereka lebih sering karena takut kesempatan saya bersama mereka tinggal sebentar saja dan mewanti-wanti suami supaya hati-hati pilih istri baru nantinya. Lebay??? iya lebay banget! Tapi bukan hanya saya yang lebay, dokter-dokter di RS ju

Menjahit Slipcover Sofa

   Sudah lama sekali membeli kain untuk menjahit slipcover sofa saya yang sudah bulukan, dan belakangan malah sudah robek dan busa dacron-nya berhamburan keluar. Begitu juga link- link tutorial menjahit cover sofa sudah hatam saya baca. Cuma sayangnya masih saja menunda-nunda. Sampai akhirnya kehamilan masuk minggu ke-37 saya merasa sudah sangat "terdesak" karena kalau sampai keburu melahirkan sudah dipastikan tidak akan mendapat kesempatan merealisasikan proyek ini. Akhirnya minggu lalu jadi juga menjahit si slipcover sofa tea.

Mengingat Lagi: ASI, MPASI, Menyapih dan Toilet Training (1)

Memasuki trimester ketiga kehamilan (yang juga ketiga kalinya), saya mulai bersiap lahir bathin menyambut kedatangan adik bayi. Persiapan melahirkan terbilang minim, cukup diet supaya BB gak terlalu naik banget dan bikin megap-megap bawa badan, juga olahraga ringan berjalan kaki dan stretching  ibu hamil sesuai buku panduan dari rumah sakit (buku yang sama yang saya pakai saat hamil pertama kali). Karena minggu-minggu ini sibuk dengan persiapan kelulusan Kakak dari TK dan penerimaan murid baru di SD, rencana mengemas koper untuk rawat inap saat bersalin malah belum disiapkan. Alhamdulillah baju bayi maupun baju hamil/piyama selama rawat inap sudah cukup, karena pemberian teman yang melahirkan musim panas tahun lalu (2 kehamilan sebelumnya musim dingin, jadi semua baju harus baru deh ).

Musim Semi 'tlah Tibaaaa!

Senangnya cuaca sudah mulai menghangat dan bunga-bunga bermekaran, tunas-tunas mulai keluar dari dalam tanah, dan dahan kering mulai hidup kembali. Berikut foto-foto tanaman di halaman hari ini.

Betapa Berharganya Ijazahmu, Nak!

Hari ini Kakak lulus TK. Dengan bangga menerima ijazah dari Ibu Kepala TK membungkukkan badan, lalu berjalan tegap, kembali ke tempat duduk, sabar menanti semua teman mendapatkan ijazahnya.

Saya dan Homeschooling (bagian 2): Charlotte Mason

Charlotte Mason Charlotte Mason 1841-1923 Untuk mengenal siapa Charlotte Mason dan filosofi pendidikannya, Ambleside Online menyediakan buku-buku Charlotte Mason Series yang dapat dibaca online. Saya juga didaftarkan seorang teman praktisi homeschooling  ke grup  Charlotte Mason Indonesia  dimana saya dapat membaca ringkasannya dalam bahasa Indonesia. Dari membaca filosofi pendidikan ala Charlotte Mason, saya mendapat banyak sekali ide bagaimana menghabiskan hari bersama Kakak di usia 0 sampai 3 tahun, sebelum Kakak mulai masuk TK. Ada tiga hal dari filosofi pendidikan Charlotte Mason yang saya ingin terapkan secara konsisten yaitu mengenalkan kebiasaan baik dalam keseharian ( good habit ) , sebanyak mungkin bemain di luar rumah ( outdoor/nature play) , dan membacakan buku bermutu (living books) .

Memetik Kembang Kol

bibit kembang kol dan brokoli yang baru ditanam 27 September 2014 Cita-cita saya adalah memiliki kebun yang hidup sepanjang tahun. Tapi ternyata cukup memerlukan pengetahuan yang lengkap untuk memilih jenis tanaman yang cocok di setiap musim. Terutama karena halaman saya tidak disinari matahari sepanjang tahun.

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.

Hingga Hembusan Nafas Terakhir

Sebelum keburu hamil adik dan tumbang karena morning sickness yang parah, saya sempat bergabung duduk melingkar dalam pengajian dua mingguan di sebuah keluarga pasangan Pakistan-Jepang di Tokorozawa. Teringat "tips" dari si empunya rumah, memperkenalkan islam kepada anak-anak itu harus disesuaikan dengan perkembangan usia dan nalar anak-anak.