Ada 3 tips parenting yang jadi favorit saya, diambil dari berbagai sumber, yang saya sendiri sudah lupa. Berikut tips tersebut:
1. Segerakanlah meng-apresiasi perilaku baik anak, apalagi kebiasaan baik yang sedang kita tanamkan
Tujuannya supaya anak-anak lebih fokus kepada perbuatan-perbuatan dan kebiasaan positif karena langsung diasosiasikan dengan perasaan positif. Hal ini akan mendorong anak untuk terus mengulangi perbuatan positif tersebut.
2. Sebaliknya, tundalah mengingatkan apalagi memarahi anak saat membuat kesalahan (kecuali menyebabkan keadaan darurat/bahaya)
Jika anak melakukan kesalahan langsung mendapatkan peringatan apalagi kemarahan maka dikhawatirkan mereka akan takut karena melakukan kesalahan. Hal ini akan mendorong mereka merahasiakan hal buruk yang terjadi, atau kesalahan yang mereka lakukan. Tundalah memberikan peringatan, tetapi dahulukan mengajak mereka langsung tanggap menyelesaikan "akibat" dari kesalahan tersebut. Misalnya jika anak menumpahkan sesuatu, maka ajarkan langsung mengambil lap dan mengeringkannya. Juga ketika anak menceritakan kejadian yang buruk, dengarkan baik-baik dan apresiasilah keterbukaannya. Percayalah kita para orangtua pada suatu saat bisa sangat kecewa jika anak-anak menyembunyikannya dari pengetahuan kita.
Parenting tips ini penting sekali, karena mendorong anak untuk menjadi pribadi yang bertanggungjawab, lebih terampil memecahkan persoalan ketimbang berlarut-larut menyesali, menyalahkan diri sendiri apalagi menyalahkan orang lain. Tapi orangtua jangan lupa untuk membahasnya di waktu yang lain, saat anak lebih santai. Pengalaman saya, anak jadi lebih paham apa kesalahan dan akibat buruknya, bahkan mengucapkan permintaan maaf, tanpa merasa tertekan.
3. Gunakan "I communication" ketimbang "You communication"
Untuk kedua tips diatas, dan kalau bisa dalam setiap kesempatan, gunakan selalu "I communication". Misalnya saat memuji anak yang membereskan mainan sendiri tanpa disuruh, ketimbang memujinya "wah kakak hebat, kakak pintar" dan semacamnya, sebaiknya katakan, "Wah, Kakak membereskan mainan sendiri? makasih ya, ibu tertolong sekali jadinya tidak usah repot membereskan lagi". Lebih baik lagi, tunjukan perasaan kita, misalnya "Ibu senang", "Ibu lega", "Ibu terbantu sekali". Pemilihan pendekatan "I communication" ini diharapkan mencegah anak menjadi "tidak tulus" dalam melakukan perbuatan baik karena ingin dipuji atau pamrih ucapan terima kasih. Juga menekankan pemahaman bahwa perbuatan kita mempengaruhi perasaan dan kondisi orang lain di sekitar kita.
Demikian tips parenting favorit saya. Mengapa jadi favorit? karena sederhana dan mudah dipraktikan, ketimbag tips yang njelimet tapi cuma bisa diidam-idamkan karena tidak dapat dilaksanakan dengan konsisten.
1. Segerakanlah meng-apresiasi perilaku baik anak, apalagi kebiasaan baik yang sedang kita tanamkan
Tujuannya supaya anak-anak lebih fokus kepada perbuatan-perbuatan dan kebiasaan positif karena langsung diasosiasikan dengan perasaan positif. Hal ini akan mendorong anak untuk terus mengulangi perbuatan positif tersebut.
2. Sebaliknya, tundalah mengingatkan apalagi memarahi anak saat membuat kesalahan (kecuali menyebabkan keadaan darurat/bahaya)
Jika anak melakukan kesalahan langsung mendapatkan peringatan apalagi kemarahan maka dikhawatirkan mereka akan takut karena melakukan kesalahan. Hal ini akan mendorong mereka merahasiakan hal buruk yang terjadi, atau kesalahan yang mereka lakukan. Tundalah memberikan peringatan, tetapi dahulukan mengajak mereka langsung tanggap menyelesaikan "akibat" dari kesalahan tersebut. Misalnya jika anak menumpahkan sesuatu, maka ajarkan langsung mengambil lap dan mengeringkannya. Juga ketika anak menceritakan kejadian yang buruk, dengarkan baik-baik dan apresiasilah keterbukaannya. Percayalah kita para orangtua pada suatu saat bisa sangat kecewa jika anak-anak menyembunyikannya dari pengetahuan kita.
Parenting tips ini penting sekali, karena mendorong anak untuk menjadi pribadi yang bertanggungjawab, lebih terampil memecahkan persoalan ketimbang berlarut-larut menyesali, menyalahkan diri sendiri apalagi menyalahkan orang lain. Tapi orangtua jangan lupa untuk membahasnya di waktu yang lain, saat anak lebih santai. Pengalaman saya, anak jadi lebih paham apa kesalahan dan akibat buruknya, bahkan mengucapkan permintaan maaf, tanpa merasa tertekan.
3. Gunakan "I communication" ketimbang "You communication"
Untuk kedua tips diatas, dan kalau bisa dalam setiap kesempatan, gunakan selalu "I communication". Misalnya saat memuji anak yang membereskan mainan sendiri tanpa disuruh, ketimbang memujinya "wah kakak hebat, kakak pintar" dan semacamnya, sebaiknya katakan, "Wah, Kakak membereskan mainan sendiri? makasih ya, ibu tertolong sekali jadinya tidak usah repot membereskan lagi". Lebih baik lagi, tunjukan perasaan kita, misalnya "Ibu senang", "Ibu lega", "Ibu terbantu sekali". Pemilihan pendekatan "I communication" ini diharapkan mencegah anak menjadi "tidak tulus" dalam melakukan perbuatan baik karena ingin dipuji atau pamrih ucapan terima kasih. Juga menekankan pemahaman bahwa perbuatan kita mempengaruhi perasaan dan kondisi orang lain di sekitar kita.
Demikian tips parenting favorit saya. Mengapa jadi favorit? karena sederhana dan mudah dipraktikan, ketimbag tips yang njelimet tapi cuma bisa diidam-idamkan karena tidak dapat dilaksanakan dengan konsisten.
Comments
Post a Comment