Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014

Ulang Tahun ke-6 Kakak (1) : Perayaan

Sebagai seorang yang tidak dibesarkan dengan tradisi perayaan ulang tahun, rasanya kikuk membuat perayaan ulang tahun anak.

Saya Produk LDR

Kata Emak, hanya saya yang lahir tanpa ditunggui Bapak. Emak dan Bapak memang LDR sejak menikah, tetapi Bapak selalu pulang kampung menjelang Emak melahirkan. Kenapa? Karena yakin anak ketiga juga pasti laki-laki lagi? entahlah. 

Saya dan Mang Yuyun

Meski saya memanggilnya Mang Yuyun, dia bukan paman saya melainkan seorang ajengan atau guru mengaji di kampung. Mang Yuyun mengelola sebuah mesjid tua, dengan sumur yang besar yang kami timba airnya untuk berwudhu, tempat kami mengaji dari siang sepulang sekolah sampai setelah shalat Isya.

Nasib Ibu Pengangguran dan Ibu Paruh Waktu

Teman saya yang bekerja, pernah mengeluhkan "Kenapa siy musti istilahnya full-time mom? emangnya aku part-time mom?". Sebenernya saya juga pengen nambahin curhatannya, "Hooh, kenapa juga istilahnya Ibu Bekerja? kesannya kan aku pengangguran". Tapi gak jadi dong , kan saya pas kebetulan jadi yang dicurhatin, mosok malah nambahin curhatan!

Pilihan Investasi bagi Pemula demi Masa Pensiun yang Sejahtera

Gambar diambil dari dreamstime Masa pensiun selayaknya menjadi masa indah, saat kita dapat menikmati melakukan hobi yang kita sukai atau berkegiatan sosial yang mungkin tidak sempat kita lakukan karena dulu sibuk bekerja. Tapi alih-alih menjadi masa indah, apabila masa pensiun tidak kita rencanakan dengan baik, bisa jadi masa yang sulit, misalnya karena kita dirundung penyakit karena gaya hidup yang tidak sehat dan tidak adanya perencanaan finansial yang baik. Pengelolaan finansial yang baik selain disiplin anggaran, memiliki asuransi, dan rutin menabung, juga termasuk keterampilan berinvestasi. Jangan sampai uang tabungan yang kita kumpulkan sedikit demi sedikit justru berkurang nilainya karena tergerus inflasi.   Sudahkah anda mempersiapkan investasi untuk bekal hidup di masa pensiun? Pilihan Investasi untuk Pemula Portofolio atau daftar aset yang dimiliki keluarga biasanya berupa uang tunai, tabungan, deposito, perhiasan atau logam mulia, aset tetap berupa tanah atau ru

Justru Karena Kita Perempuan Maka Kita Harus Melek Finansial!

Indikator World Bank tentang harapan hidup orang Indonesia menunjukkan 69 tahun untuk laki-laki dan 73 tahun untuk perempuan. Di sisi lain perempuan rata-rata memiliki penghasilan yang lebih rendah daripada laki-laki. Perempuan juga adalah caregiver yang utama, merawat anak-anak lalu kemudian merawat orang tua, dan terakhir merawat sang suami. Konsekuensinya, tak jarang kita melihat perempuan yang harus hidup sendiri di masa tuanya, tanpa mendapat perawatan yang layak, padahal seluruh hidup telah didedikasikannya untuk merawat orang-orang terkasihnya. Gambar diambil dari Huffington Post Fiancial Literacy atau Melek Financial bagi wanita merupakan salah satu target penting kebijakan pemerintah di negara-negara maju. Selain hal-hal seperti rendahnya penghasilan, sikap tidak disiplin anggaran dan malas menabung, perempuan juga mengalami masalah finansial karena perceraian atau suami meninggal terlebih dahulu. Oleh karena itu perempuan harus melek finansial baik sebelum apalagi sesud

Ayo Melek Finansial: Kenali Risiko dan Pola Konsumsi pada Setiap Fase Kehidupan

Fase kehidupan manusia yang umum adalah dilahirkan, tumbuh sebagai anak-anak, menjadi dewasa lalu menikah dan hidup berkeluarga, kemudian menua dan akhirnya meninggal dunia. Begitu seorang bayi lahir, dia sudah memerlukan makanan, pakaian dan tempat bernaung, tidak memandang apakah orangtuanya kaya atau miskin. Kemudian memerlukan biaya sekolah, biaya berobat jika sakit, dan tetap memerlukan biaya hidup meskipun sudah pensiun dan tidak bekerja atau memiliki penghasilan lagi. Pendek Umur maupun Panjang Umur ada Risikonya Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2012, harapan hidup saat dilahirkan untuk orang Indonesia adalah 69 tahun. Kita tidak tahu apakah kita akan hidup sampai usia 69 tahun, atau malah panjang umur hingga misalnya mencapai usia 80 tahun. Risiko seandainya kita pendek umur, tentu kita menghawatirkan kesejahteraan hidup keluarga yang kita tinggalkan. Siapa yang akan menanggung biaya hidup dan biaya sekolah anak-anak kita hingga mereka bisa dewasa dan dapat menghidupi diri

Menjahit Dress Anak

Menjahit ngoboy tapinya.... Jadi ceritanya saya baru beli kain kanvas untuk membuat kulit sofa dan bantal duduk. Eh kepincut kain sisa yang dijual obral,

Kroket Kabocha

Kemarin dapat kiriman paket hasil bumi dari mertua di Hokkaido. Satu kardus indomie berisi wortel, kentang, bawang bombay dan satu kepala kabocha.

Dongeng Dunia

Bagaimana cara mengenalkan anak dengan dunia? tentang ras, agama, budaya, dan nilai-nilai hidup yang berbeda?   Jawaban yang terbaik mungkin adalah, dengan berkeliling dunia! tapi mana mungkiiiiin? tabungan untuk jalan-jalan saja belum ada. Jadi sementara cukup dengan membaca dongeng dunia saja ya.   Biasanya saya membawa anak-anak ke perpustakaan lokal dekat rumah. Jangan bayangkan saya meneliti setiap deretan buku-buku untuk mencari buku dongeng yang saya inginkan. Mengapa? Pertama, sulit bernyaman ria di perpustakaan dengan dua orang anak tengil ini. Kedua, dengan buku-buku yang sebagian besar berbahasa Jepang bisa-bisa habis waktu seharian untuk mencari. Ketiga, lah ...apa yang dicari saja tidak tau bagaimana mau mendapatkannya dengan cepat?   Biasanya saya hanya browsing internet membacai blog ibu-ibu yang terkesan dengan buku tertentu, lalu saya mengecek ketersediaan buku tersebut di perpustakaan langganan. Ternyata cara ini lebih banyak menghasilkan perasaan kecewa

Masih Mencari Sarang Semut

Saya lahir dan besar di kampung, tau makanan camilan ya kebanyakan makanan tradisional yang digoreng atau dikukus, jarang sekali menggunakan oven untuk memasaknya. Satu-satunya cake yang saya tau sejak kecil adalah si kue hitam manis, sarang semut.   Sejak saya belajar memasak dan sedikit baking, saya sudah langsung mencoba membuat kue sarang semut. Pencarian resep sarang semut menghabiskan banyak waktu, karena kelihatannya semua sulit dan bahannya banyak. Dari mulai yang katanya masaknya sambil buka tutup pintu oven (mustahil untuk oven saya, pintunya dibuka langsung mati), dan telur yang rata-rata lebih dari 6 butir.  Resep yang pertama saya coba mengharuskan menggunakan loyang tulban, loyang berlubang di tengahnya. Saya nekat menggunakan loyang kertas untuk sifon cake, dan tahulah saya ternyata adonan kue sarang semut itu cair! adonan saya sukses merembes keluar dari cetakan saat dipanggang, dan berakhir di tong sampah. Saya kemudian mencari loyang tulban yang terbuat dari

Kalah : Nangis atau ......

Disclaimer: tidak ada hubungannya dengan Pilpres 2014 Membaca (lagi) Parentonomics  , khusus bab tentang menemani (melayani) anak main game. Sang Ayah tetep ngotot "I play to win", jadi tidak ada acara mengalah demi menjaga mood anak, apalagi kalo mainnya untuk mengisi waktu menunggu makan malam. Sementara sang Ibu lebih memilih "play it save" demi mengakomodir suasana permainan. gambar diambil dari sini Rupanya kami juga mirip, suami kalau main game serius, tak peduli lawannya masih di bawah umur. Semalam suami main junior scrabble melawan Kakak (5 tahun 8 bulan), dan kelihatan si Kakak sudah kewalahan. Akhirnya saya pun turun tangan membentuk tim Ibu-Kakak. Kami menang tipis dengan skor 13-10. Kami langsung ber-high five, dan saya pun ngeloyor melanjutkan pekerjaan saya, sambil meledek, "Untung Kakak menang ya, soalnya kalo gak menang pasti nangis deh". Kakak (sambil dengan wajah gembira membereskan papan scrabble) menjawab, "Idih, siap

Saat Dijemput Ambulans

gambar diambil dari sini Saya pernah pingsan saat upacara sekolah, juga saat berdesakan di dalam bis kota, juga di ruangan kuliah di kampus. Pernah juga kliyengan di pusat perbelanjaan saat hamil muda, juga saat hamil tua bahkan setelah melahirkan karena kurang darah. Tapi alhamdulillah, tidak pernah sampai harus dijemput ambulans. Tidak ada diagnosis penyakit yang berat juga, setelah sadar dan segar bugar kembali, yang tersisa hanya rasa malu, kok bisa yah tadi semaput! Tapi hari ini, akhirnya saya, atau tepatnya kami: saya, kakak dan adek ramai-ramai diangkut ke RS dengan ambulans. Ceritanya karena adek, yang kebetulan sejak 4 hari yang lalu demam, mendadak mengalami gejala yang mirip alergi. Hari masih pagi sekali, suami baru saja berangkat ke kantor. Adek yang ikut terbangun dan ikut sarapan roti dengan sedikit selai kacang tiba-tiba area sekitar mulut mulai memerah dan muncul bentol-bentol, yang lalu menyebar ke mata, telinga, leher dan lipatan sikut. Keluarga kami tidak

Refleksi Ramadhan 1435H

Ramadhan adalah momen yang paling pas untuk belajar agama islam bersama keluarga. Karena tinggal di negeri asing dimana muslim adalah minoritas, ditambah sedikit sekali pengetahuan tentang islam/muslim penduduk setempat, sungguh memberikan tantangan tersendiri. Tentu selalu ada pilihan untuk fokus berkegiatan di komunitas muslim, tetapi bagi kami sangat terbatas oleh jarak, waktu dan biaya. Jadi kegiatan komunitas muslim yang diikuti benar-benar yang prioritas saja. Seperti telah ditulis sebelumnya , setelah menginjak usia 5 tahun saya mulai mengajar agama islam menggunakan media baca tulis kepada Kakak dengan bersama-sama membuat lapbook (semacam kliping) Rukun Iman. Selama ini saya hanya mengajak Kakak bercerita atau menunjukkan video gratisan dari youtube. Sekarang karena Kakak sudah mengerti bahwa Al-Quran itu adalah kitab petunjuk, sedapat mungkin semua informasi diambil langsung dari Al-Quran. Lapbook rukun iman sekarang menginjak rukun terakhir, qada dan qadar. Memasuki Rama

Kemewahan itu adalah.....

  Bangun pagi mencium wangi roti yang baru selesai dipanggang! tapi itu kemewahan versi keluarga saya. Kemewahan yang sangat terjangkau.   Roti tawar buatan sendiri, bagian luarnya crispy, bagian dalamnya empuuuk dan masih hangat! Mungkin dengan menginap di hotel atau pension yang menyajikan roti homemade adalah kemewahan yang sesungguhnya. Memanggang roti di rumah juga mungkin lebih menyulitkan buat orang lain. Bahkan ada teman saya yang bilang, malas baking karena takut belepotan tepung! HB kesanyangan, plus bread cutter yang sekaligus jadi tempat menyimpan roti di sebelahnya Lucu juga pertama kali mendengarnya, seakan-akan kalau baking di dapur itu sekalian mandi tepung. Dulu saat pertama nekat baking, saya berkutat di dapur kecil tanpa counter. Jadi kalau membuat adonan harus di ruang tamu, itupun menggunakan meja kotatsu, meja rendah ala Jepang, menguleni adonan sambil bersimpuh haha! Tapi tetep gak pake mandi tepung dong ah! Sekarang saya tidak menguleni

Adek dan Ketumbar

Our little boy likes to explore our kitchen but his favorite is the spice drawer. He will pull out all the herb and spice containers, smell each one of them and line them up. But he always picks out his favorite, take it away to a hidden corner, open the lid and sniffing it until I snatch it off his little fingers. And, it is always CORRIANDER! #proudIndonesian Bumbu dapur kesenangan adek Taqwa; ketumbar!!

Roti Bawang Sosis

Tidak sengaja menemukan komposisi adonan roti yang enak dibentuk, buru-buru deh diabadikan resepnya disini. Ceritanya kepingin membuat roti yang cocok buat bekal makan siang suami. Belakangan Tokyo sudah mulai panas dan lembab, akibatnya makanan cepat basi kalau tidak disimpan di kulkas, termasuk bekal makan siang. Tapi ternyata kalau roti baik-baik saja. Setelah mencari resep yang cocok dengan bahan yang ada di rumah, pilihan jatuh pada resep ini . Sayang sekali, saya pas kehabisan mentega, lagian bread machine (kalo di Jepang disebut Home Bakery disingkat HB) nya paling sedikit isi tepung terigunya harus 300 gram, terus resep ini kok banyak pake raginya ya? 4 gram untuk 280 gram tepung terigu, padahal HB saya biasanya 3 gram ragi "kuat" mengangkat 400 gram tepung terigu lho! Akhirnya, saya nekat memodifikasi sendiri. Pertama, saya putuskan menggunakan resep disesuaikan dengan asli dari produsen HB saya, untuk ukuran roti tawar 1.5 (400 gram tepung terigu). Kedua, untu