Skip to main content

Dongeng Dunia

Bagaimana cara mengenalkan anak dengan dunia? tentang ras, agama, budaya, dan nilai-nilai hidup yang berbeda?
 
Jawaban yang terbaik mungkin adalah, dengan berkeliling dunia! tapi mana mungkiiiiin? tabungan untuk jalan-jalan saja belum ada. Jadi sementara cukup dengan membaca dongeng dunia saja ya.
 
Biasanya saya membawa anak-anak ke perpustakaan lokal dekat rumah. Jangan bayangkan saya meneliti setiap deretan buku-buku untuk mencari buku dongeng yang saya inginkan. Mengapa? Pertama, sulit bernyaman ria di perpustakaan dengan dua orang anak tengil ini. Kedua, dengan buku-buku yang sebagian besar berbahasa Jepang bisa-bisa habis waktu seharian untuk mencari. Ketiga, lah...apa yang dicari saja tidak tau bagaimana mau mendapatkannya dengan cepat?
 
Biasanya saya hanya browsing internet membacai blog ibu-ibu yang terkesan dengan buku tertentu, lalu saya mengecek ketersediaan buku tersebut di perpustakaan langganan. Ternyata cara ini lebih banyak menghasilkan perasaan kecewa, sudah lama mencari ternyata tidak tersedia. Akhirnya saya balik urutannya, saya cek dulu apa yang tersedia, tentu saja diutamakan yang berbahasa Inggris, kalau kepepet baru deh meminjam terjemahan bahasa Jepangnya. Bagaimana mencarinya? secara acak saja, misalnya dengan melihat daftar buku yang paling sering dipesan. Lalu satu persatu buku-buku itu dicek di amazon atau di sini. Baru kemudian mencari tulisan ibu-ibu yang menceritakan tentang buku yang dimaksud. Kalau kira-kira cocok, saya pesan lewat internet dan pergi ke perpustakaan hanya untuk mengambil buku pesanan, lalu ngacir pulang.
 
Berikut beberapa buku yang ternyata disukai si Kakak:
 
 

gambar diambil dari http://www.ehonnavi.net
Jingga Pergi ke Pasar

Ilustrasinya berlatar belakang suasana pedesaan Afrika. Tentang petualangan seorang anak bernama Jingga yang hendak menjual telur-telur ayam  peliharaannya ke pasar.



Semua Menjadi Dua!

Kisah seorang kakek tua di China, yang menemukan gentong ajaib. Apapun yang dimasukkan ke dalam gentong akan menjadi dua. Si Nenek lalu berulang-ulang memasukkan dan mengeluarkan dompetnya dari dalam gentong, dan tentu saja jumlah uangnya mejadi berkali lipat banyaknya dan serta merta mereka menjadi orang kaya. Semua sungguh ajaib, sampai tiba-tiba si Nenek jatuh ke dalam gentong!


gambar diambil dari http://www.ehonnavi.net/

Mengapa Tubuh Kunang-kunang Menyala

Dongeng rakyat Meksiko tentang seekor kunang-kunang, dahulu hanyalah seekor serangga hitam, yang  kemalaman di jalan dan bermalam di batang pohon raspberry yang kering di musim gugur. Raspberry jatuh cinta kepada si kunang-kunang, tapi tentu saja ditolak. Siapa yang sudi dengan bunga yang sudah mengering. Tapi saat dalam perjalanan kembali di musim semi, sang kunang-kunang bertemu lagi dengan raspberry yang sedang mekar merekah. Kunang-kunang pun jatuh cinta, tapi raspberry sudah terlanjur mendendam dan menjebaknya hingga dia terbang ke ladang petani yang tengah membakar jerami. Cinta memang kejam....hikss....

 Lalu bagaimana caranya buku-buku ini mengenalkan dunia? Kakak tidak akan tertarik kalau saya ujug-ujug menceritakan tentang suatu negara, penduduknya, agamanya dan lain-lain. Tapi dengan membaca dongeng rakyat negara anu, maka dengan inisiatif sendiri Kakak langsung mengecek globe-nya mencari letak negara anu, sambil mendengarkan saya yang kemudian buru-buru bercerita tentang negara tersebut. Harapan saya, semakin Kakak tau tentang beraneka ragam penduduk dunia, dia akan sadar mengapa dia berbeda dengan teman-teman sepermainannya, dan itu bukan salah siapa-siapa.

Pernah ada kejadian lucu, saat kami menonton berita tentang krisis Ukraina, si Kakak langsung nyeletuk, "Ukraina itu kan ada sarung tangan yang jadi kandang tikus, kodok, kelinci, rubah, babi hutan dan beruang!". Ternyata yang dimaksud adalah isi buku ini!

gambar diambil dari sini
Ternyata saya lupa, namanya anak-anak, Kakak masih sulit membedakan kenyataan dan imajinasi!



Comments

  1. Nyahahha... ngakak banget mak, pas baca "ukraina" :-) Imajinasi anak memang harus dibangkitkan lewat dongeng ya. Keren, kereeen... salam kenal ya mak.

    ReplyDelete
  2. salam kenal juga! selain imajinatif ternyata ingetannya cukup kuat ya, kita ortunya udah pada tulalit hi3....makasih dah mampir :)

    ReplyDelete
  3. Haaa asik banget dong kalo nenek jadi ada dua... bisa dibagi-bagi biar cucunya ga rebutan! *ngawur, senin sore, harap maklum :)

    ReplyDelete
  4. hahaha! bener itu, satu ditaro di Bogor satu dibawa ke Tokyo yaaa

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.

Rindu Menjahit

Belakangan ini rindu sekali belajar menjahit lagi, sayang sekali masih belum ketemu waktu yang pas. Kakak masih pulang cepat dari TK, adik juga masih harus selalu ditemenin main. Tapi karena sudah tidak tahan saya nekat memotong kain untuk membuat gaun. Sayang sekali belum selesai juga, Insya Allah nanti diapdet kalau sudah selesai. Sementara menanti momen yang pas, saya ubek-ubek lagi foto jadul pertama kali kena menjahit. Membuat perlengkapan sekolah kakak dan beberapa dress dari kain sarung bantal untuk latihan.     Melihat foto-foto ini jadi semakin ingin belajar menjahit....hikkksss.     Tas bekal, luncheon mat, dan cuttlery wallet tas jinjing sekolah TK untuk membawa buku cerita baju karung dari kain spanduk versi ikat pinggang (baseball punya suami hi3) baju karung dari kain spanduk dress anak dari bahan sarung bantal dress wanita, belajar menjahit rempel (gak tau istilah teknisnya)