Gambar diambil dari dreamstime |
Pengelolaan finansial yang baik selain disiplin anggaran, memiliki asuransi, dan rutin menabung, juga termasuk keterampilan berinvestasi. Jangan sampai uang tabungan yang kita kumpulkan sedikit demi sedikit justru berkurang nilainya karena tergerus inflasi.
Sudahkah anda mempersiapkan investasi untuk bekal hidup di masa pensiun?
Pilihan Investasi untuk Pemula
Portofolio atau daftar aset yang dimiliki keluarga biasanya berupa uang tunai, tabungan, deposito, perhiasan atau logam mulia, aset tetap berupa tanah atau rumah, dan surat berharga seperti saham perusahaan atau obligasi. Tentu saja tidak selalu harus dalam urutan tersebut, kita tidak harus jadi tuan tanah dahulu baru boleh percaya diri berinvestasi di pasar saham atau obligasi.
Jika bicara tentang investasi di pasar saham atau obligasi, maka yang terbayang mungkin kesibukan seorang trader yang seharian bertransaksi di depan banyak layar komputer, atau setidaknya selalu memegang telepon genggam dan sibuk berbicara dengan agen perusahaan sekuritas. Investasi di pasar saham atau obligasi memang memerlukan keahlian khusus, tapi keahlian itu tidak jarang justru terbentuk karena pengalaman yang diperoleh dalam waktu yang panjang.
Investasi di pasar saham maupun obligasi memang lebih menguntungkan daripada deposito, tapi risikonya juga tentunya lebih tinggi karena mengikuti prinsip high risk high return lebih tinggi hasilnya lebih tinggi risikonya. Investasi saham lebih berisiko daripada obligasi, karena nilai saham maupun dividen ditentukan oleh untung ruginya operasional perusahaan. Sedangkan obligasi harus tunduk pada perjanjian berkekuatan hukum untuk mengembalikan hutang secara penuh dan membayar bunganya tepat waktu, kecuali keadaan darurat dimana perusahaan dinyatakan bangkrut. Obligasi yang diterbitkan pemerintah memiliki risiko yang lebih kecil, karena kecil kemungkinan pemerintah mengemplang pembayaran hutangnya.
Untuk meminimalkan tingkat risiko, maka kita harus melakukan diversifikasi, yaitu tidak hanya berinvestasi hanya di saham saja atau di obligasi saja, tapi harus memilih sejumlah saham dan obligasi (disebut portofolio) dengan kriteria tertentu supaya hasil investasi (dividen, keuntungan penjualan saham dan bunga obligasi) bernilai maksimum, atau minimal tidak malah mengurangi nilai investasi secara jangka panjang.
Melihat penjelasan diatas, harus diakui bahwa untuk memaksimalkan investasi selain harus memiliki keterampilan juga memerlukan dana yang cukup untuk melakukan diversifikasi secara optimal. Lalu kapan dan bagaimana caranya kita mengumpulkan keterampilan berinvestasi, apalagi dengan dana terbatas? Jawabannya: investasi di Reksadana maupun Unit Link.
Reksadana dan Unit Link sebagai Investasi untuk Pemula
Reksadana maupun unit link menghimpun dana dari masyarakat, lalu menggunakan jasa manajer investasi, diinvestasikan dalam serangkaian portofolio investasi dengan beragam pilihan return (hasil investasi) dan tingkat risiko, dengan membayar sejumlah fee. Inilah yang menyebabkan kebutuhan dana awal untuk berinvestasi lebih rendah daripada investasi saham atau obligasi. Berikut perbandingan Reksadana dan unit link:
- Reksadana adalah murni investasi sehingga asuransi tetap harus dilakukan secara terpisah. Sedangkan Unit link sudah mencakup asuransi, bahkan bisa dilakukan penambahan (riders) jika menginginkan proteksi yang lebih menyeluruh.
- Jika memilih reksadana maka kegiatan investasi langsung segera dapat dilakukan, sedangkan unit link biasanya kegiatan investasi baru akan dilakukan sekitar tahun ke-2, karena tahun pertama seluruh dana yang disetorkan adalah untuk biaya akuisisi dan beban administrasi.
- Jika nilai investasi unit link sudah cukup tumbuh, pembayaran premi maupun beban administrasi bisa dipotong langsung dari hasil investasi, dan sebaliknya jika nilai investasi terus menurun maka ada kemungkinan pemegang polis harus melakukan penambahan biaya premi.
- Reksadana maupun unit link menawarkan beragam portofolio dengan tingkat pengembalian (return) dan risiko yang berbeda sesuai tujuan investasi maupun tingkat toleransi investor terhadap risiko.
- Beban administrasi unit link relatif lebih tinggi, karena unit link memiliki kenyamanan one stop service.
- Pergerakan nilai reksadana maupun unit link dapat dipantau secara harian.
Sebelum memilih reksadana maupun unit link, ataupun investasi lainnya, kita harus lebih dulu mengenal profil diri kita sendiri sebagai seorang investor. Pertama, tujuan investasi yang dilakukan apakah untuk jangka panjang, menengah atau jangka pendek. Hal ini mempengaruhi pola risiko, bila investasi dilakukan dalam jangka panjang maka toleransi risiko biasanya lebih tinggi sehingga hasil yang diharapkan juga lebih tinggi. Kedua, sebagai investor pemula sebaiknya menentukan "aturan main" sendiri dengan jelas untuk menghindari pengambilan keputusan yang bersifat emosional. Misalnya menargetkan tingkat hasil investasi tertentu sebelum melakukan switching, juga menentukan tingkat kerugian maksimal yang dapat ditolerir supaya dapat melakukan cutting losses tepat pada waktunya. Terakhir, apapun yang dipilih, harus berdasarkan pemikiran yang cermat, pemahaman atas seluruh detil informasi dan menyadari konsekunsi dari pilihan investasi yang dilakukan.
Untuk lebih jelas tentang reksadana, biasa dipelajari online di situs resmi Otoritas Jasa Keuangan, sedangkan untuk unit link dapat mempelajari produk yang ditawarkan Sun Life Financial Indonesia.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Caraka Kompetisi Menulis Blog 2014.
Referensi
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx
http://pusatdata.kontan.co.id/bungadeposito/
http://www.sunlife.co.id/indonesia?vgnLocale=in_ID
Pilih yang mana yaaa :)
ReplyDeletehayooo yang mana :p
ReplyDelete