Skip to main content

Menjahit Dress Anak

Menjahit ngoboy tapinya....

Jadi ceritanya saya baru beli kain kanvas untuk membuat kulit sofa dan bantal duduk. Eh kepincut kain sisa yang dijual obral, jadilah saya beli beberapa. Sampai rumah, saya ditodong Kakak (5 th) untuk memenuhi janji membuatkan dress lagi. Maklum dress yang saya buatkan pertama kali sudah kependekan. Kakak ini mudah disenangkan dan pintar menyenangkan ibunya, dress sarung bantalpun dia puja puji dan dikenakan dengan bangganya! *ibunya tutup muka, malunya dobel, udah seadanya tapi pede makein

Akhirnya saya mulai mengerjakan dress menggunakan bahan garis-garis warna-warni, cuma ukuran 115cm x 100cm. Awalnya Kakak tidak antusias, karena katanya motifnya tidak girly. Lalu saya janjikan pakai renda, dan setelah jadi, senyum manis mengembang di wajahnya, "Aku suka, Bu!", terus langsung dipakai dan bergaya fashion show!

Bagaimana cara menjahitnya? ini pertanyaan yang belum pernah menjahit sama sekali ya. Sangat sederhana sekali, karena saya tidak tau cara yang benarnya, tapi ternyata it works!

PERSIAPAN

1. Lipat kain menjadi 2, mengambil bagian lebar kain (sisi 115cm).
2. Ukur panjang bagian rok yang diinginkan, kalau mulai dari tulang dada hingga tengah betis anak.
3. Ambil atasan anak yang agak longgar, lipat dua mengambil lebarnya, lalu lipat ke atas di bagian dadanya.
4. Untuk membuat bagian belakang atasan, letakkan atasan tersebut dengan merapatkan lipatan punggung dan lipatan kain yang ingin dijahit. Karena saya takut gagal, saya tidak langsung ke kain, tapi membuat pola dulu dengan menggunakan kertas bekas pembungkus kado.
5. Telusuri dengan menggunakan pensil/kapur jahit. Bisa juga menyisipkan kertas kapur untuk menjiplak, lalu telusuri dengan roller. Saya menggunakan roller dua mata, untuk mendapat garis ukuran dan 1 cm sewing allowance. Gunting kira-kira 0.5 cm lebih besar dari pola, untuk jatah obrasan.
6. Untuk membuat bagian depan atasan, sama saja, tetapi tidak merapatkan dengan lipatan, karena bagian depan akan menjadi 2 lembar kain yang dijahit. Oh ya, bagian leher dibuat lebih rendah dari bagian punggung, selebihnya sama.
7. Potong kain berdasarkan pola dengan melebihkan 0.5 cm untuk obrasan. Jadi semuanya ada 4 helai kain, untuk bagian rok, bagian punggung atasan, dan 2 helai atasan bagian depan, kiri dan kanan.

MULAI MENJAHIT
1. Obras semua sisi kain yang telah dipotong. Saya tidak punya mesin obras, jadi cukup mejahit zigzag sekeliling kain.
2. Jahitkan bagian pundak atasan, depan dan belakang.
3. Lipat sewing allowance untuk bagian lingkaran tangan, setrika bagian lipatannya lalu jahit. Saya kelupaan, jadinya harus berkutat dengan lubang tangan gara-gara terlanjur menyatukan bagian depan dan belakang terlebih dahulu. Padahal kalau dijahit duluan, lubang tangan ini hanyalah menjahit lurus yang bisa rapih dan cepat dibanding menjahit lubang tangan.
4. Lakukan hal yang sama untuk bagian lipatan lingkaran leher dan dada.
5. Jahit sisi bagian rok sehingga menjadi seperti sarung.
6. Cocokkan lebar rok dengan lebar atasannya, beri tanda, lalu mulai membuat rempel.

Jelasnya silakan lihat video ini, diambil dari Youtube


7. Satukan bagian rok dengan atasan. voila! jadi deh dressnya!

PENYELESAIAN

Saya menjahitkan renda di lingkaran leher dan bagian bawah rok. Untuk lingkaran leher dijahit sebelum menyatukan atasan dengan roknya.

1. Gunting ujung-ujung benang yang masih menjuntai
2. Buka lipatan sewing allowance lalu setrika

Jadi deh dress istimewa karena cuma ada selembar-selembarnya di dunia!






Comments

  1. Teh nyai, go go go!! Kapan saya nulis tutorial yaa... Seru kayanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya niy proyek sofa cover belom juga jalan hiks...ini bukan tutorial sebenernya, tapi mendokumentasikan jahitan sendiri he3. Sebenernya lengkap dengan foto tapi hard disk lagi ngadat :) mau dong dokumentasi step by step bikin piping hi3

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.

Rindu Menjahit

Belakangan ini rindu sekali belajar menjahit lagi, sayang sekali masih belum ketemu waktu yang pas. Kakak masih pulang cepat dari TK, adik juga masih harus selalu ditemenin main. Tapi karena sudah tidak tahan saya nekat memotong kain untuk membuat gaun. Sayang sekali belum selesai juga, Insya Allah nanti diapdet kalau sudah selesai. Sementara menanti momen yang pas, saya ubek-ubek lagi foto jadul pertama kali kena menjahit. Membuat perlengkapan sekolah kakak dan beberapa dress dari kain sarung bantal untuk latihan.     Melihat foto-foto ini jadi semakin ingin belajar menjahit....hikkksss.     Tas bekal, luncheon mat, dan cuttlery wallet tas jinjing sekolah TK untuk membawa buku cerita baju karung dari kain spanduk versi ikat pinggang (baseball punya suami hi3) baju karung dari kain spanduk dress anak dari bahan sarung bantal dress wanita, belajar menjahit rempel (gak tau istilah teknisnya)