Skip to main content

Pemeriksaan 18 Bulan Adek Haqqi

「18ヶ月 検診 健康センター」の画像検索結果
suasana wawancara ibu
dan tes motorik anak (foto diambil dari sini
Hari Kamis tanggal 5 Januari lalu, adek Haqqi menjalani pemeriksaan 18 bulan yang dilaksanakan secara massal di Dinas Kesehatan Pemda. Alhamdulillah karena hari kerja pertama di tahun 2017 dan masih suasana tahun baru, banyak peserta yang tidak bisa datang, jadinya tidak terlalu penuh seperti kakak-kakaknya.

Pemeriksaan 18 bulan meliputi timbang berat badan, ukur tinggi badan, pemeriksaan gigi, pemeriksaan tumbuh kembang, penyuluhan tentang gizi anak, wawancara dengan ibu, tes motorik anak (berjalan, keterampilan jari, komunikasi), latihan gosok gigi yang disebut "shiage migaki" yaitu menggosok gigi anak setelah anak berlatih menggosok gigi sendiri.

Menjalani pemeriksaan massal 3 anak dalam rentang 8 tahun, saya merasakan sedikit demi sedikit perbedaan. Perbedaan pemeriksaan 18 bulan si adek, mungkin dalam hal memberikan makanan. Penekanannya pada pemberian protein yang cukup, memperkenalkannya dalam bentuk asli seperti makanan orang dewasa, hanya lebih lunak. Yang perlu dicatat adalah:


  1. Lebih baik memberikan ikan atau daging dalam bentuk aslinya, hanya dimasak lebih lunak, jangan dicincang, tujuannya supaya anak terbiasa mengunyah.
  2. Teruskan kebiasaan makan bersama keluarga, sajikan menu anak sama seperti menu dewasa, dengan catatan jangan harap anak menghabiskan semuanya, apalagi dengan table manner yang sempurna.
  3. Jangan paksakan anak makan sayuran, pujilah jika ia mencoba mengambil dan memakan sayuran, meskipun misalnya sayuran itu dimuntahkan kembali. Jangan menyerah, terus sajikan sayuran meskipun misalnya selalu berakhir di tong sampah.
  4. Batasi minum susu, misalnya hanya pada saat sarapan atau makan snack saja. Volume lambung anak 18 bulan hanya sekitar 350 ml, jika sudah minum susu atau terlalu banyak makan snack, maka ia masih kenyang saat waktu makan tiba.
  5. Bila anak sudah kehilangan minat terhadap makanannya, artinya dia sudah kenyang. Jangan biasakan memaksa anak menghabiskan makanan sambil bermain, menonton TV, disuapi dll.
Melihat isi penyuluhan di atas, saya melihat asupan protein, mengunyah makanan, dan menetapkan waktu untuk makan lebih penting daripada angka-angka asupan gizi yang harus dipenuhi. Buat saya ini lumayan mengurangi stress, karena kebetulan kedua anak laki-laki saya hanya semangat makan protein, sementara yang lainnya cama-cimi. Kadang saya jadi malas menyediakan sayuran karena cuma dijadikan mainan dan mubazir. Mulai sekarang cukup berbesar hati saja, setidaknya saya menghidangkan untuk sarana mereka eksplorasi makanan.

Baca juga: MPASI Selesaaai!

Hasil pemeriksaan adek Haqqi, secara keseluruhan baik-baik saja. Satu hal yang saya cukup kaget adalah ketika saat wawancara saya ditanya, apakah anda merasa anak anda adalah anak yang sulit? (istilah Jepang-nya sodate nikui), juga saat pemeriksaan gigi, saya ditanya apakah posisi gigi depan bagian atas sedikit lebih maju daripada gigi depan bawah saat anak menggigit makanan. Untuk pertanyaan pertama, rasanya semua anak saya sama saja, tapi memang kalau dibandingkan dengan anak-anak tetangga yang selalu kelihatan tenang dan penurut, mungkin anak saya termasuk yang sulit. Mungkin pertanyaan diatas ditujukan untuk screening awal apakah ada kekhususan dalam tumbuh kembang psikologi anak. Untuk pertanyaan kedua, saya tidak pernah benar-benar memperhatikan bagaimana anak menggigit makanan karena rasanya biasa saja. Tapi saya memang melihat kondisi gigi adek Haqqi agak beda, gigi depan bagian bawah tidak rapi seperti gigi kakak-kakaknya. Tapi adek kelihatan tidak mengalami kesulitan saat mengunyah makanan, maupun berbicara.

Semoga lekas besar, selalu sehat terus ya Adek Haqqi. Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.

Rindu Menjahit

Belakangan ini rindu sekali belajar menjahit lagi, sayang sekali masih belum ketemu waktu yang pas. Kakak masih pulang cepat dari TK, adik juga masih harus selalu ditemenin main. Tapi karena sudah tidak tahan saya nekat memotong kain untuk membuat gaun. Sayang sekali belum selesai juga, Insya Allah nanti diapdet kalau sudah selesai. Sementara menanti momen yang pas, saya ubek-ubek lagi foto jadul pertama kali kena menjahit. Membuat perlengkapan sekolah kakak dan beberapa dress dari kain sarung bantal untuk latihan.     Melihat foto-foto ini jadi semakin ingin belajar menjahit....hikkksss.     Tas bekal, luncheon mat, dan cuttlery wallet tas jinjing sekolah TK untuk membawa buku cerita baju karung dari kain spanduk versi ikat pinggang (baseball punya suami hi3) baju karung dari kain spanduk dress anak dari bahan sarung bantal dress wanita, belajar menjahit rempel (gak tau istilah teknisnya)