Skip to main content

Homemade Udon dengan Noodle Maker

Hari pertama di tahun 2017 diawali dengan datangnya si Noodle Maker  yang konon bisa membuat macam-macam mie seperti udon, spagetthi, ramen, soba plus lasagna dan kulit gyoza/pangsit/wantan, dengan kekenyalan yang bisa diatur, cukup 5 menit saja! Siapa yang tidak tergoda?


Setelah semua bagian Noodle Maker dikeluarkan, dicuci dan dikeringkan, kami mencoba membuat udon, resep pertama di buku resep yang juga disisipkan bersama produknya. Buku resep yang lumayan komplit, khususnya saya senang sekali menemukan resep mie yang sehat, yang bisa ditambahkan sayuran atau buah dalam adonannya, jadi hidangan mie pun menjadi makanan bervitamin!

Semua heboh begitu alat mulai mengaduk bahan-bahan. Sampai-sampai si Kakak mengambil undakan supaya bisa melihat dengan jelas. Begitu udon keluar dari Noodle Maker semua kegirangan, semua kepingin melihat lebih jelas. Sampai-sampai dapur yang sempit menjadi tambah sempit dan ribut!

Ternyata benar-benar mudah. Kalau ada keluhan hanya rasa malas membersihkan bagian-bagian yang kotor, plus ada sisa adonan yang kemudian saya giling dan saya potong sendiri karena tidak mau mubazir.

Akhirnya jadi juga udon yang benar-benar dibuat hanya dari tepung, air dan garam. Kekenyalan khas nama udon atau fresh udon yang bisa dinikmati di rumah adalah kemewahan tersendiri. Kami membuat 500 gr udon dan lenyap sekejap, dengan harga bahan baku 70 yen atau sekitar 7000 rupiah saja untuk seluruh keluarga! Semoga awet :)

Udon dengan kaldu rumput laut, topping telur rebus, bayam,
daun bawang, biji wijen, tenkasu/remah tempura, dan bubuk cabe
Labels:

Comments

  1. Hairi YantiJanuary 2, 2017 at 5:22 PM

    Udonnya bikin ngiler. Pakai listrik dengan daya besar ga mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. shujindakaraJanuary 2, 2017 at 9:30 PM

      listriknya 200watt mbak, pake 5 menit jadi 500gr :)

      Delete
  2. Hairi YantiJanuary 2, 2017 at 5:22 PM

    Udonnya bikin ngiler. Pakai listrik dengan daya besar ga mbak?

    ReplyDelete
  3. www.okinomosaa.comJanuary 2, 2017 at 11:17 PM

    Kayaknya harus nunjuki alat ini ke mamah... =D

    ReplyDelete
    Replies
    1. shujindakaraJanuary 2, 2017 at 11:19 PM

      haha!sebenernya pake roller yang serba bisa itu juga bisa dan simpel, tapi males adoninnya :)

      Delete
  4. Dewi NielsenJanuary 3, 2017 at 3:46 AM

    Eh bentuknya kecil gitu ya mesinnya? pengen banget punya mesin kayak gini..secara pencinta mie.

    ReplyDelete
    Replies
    1. shujindakaraJanuary 3, 2017 at 8:57 AM

      mungil mbak dewi, cocok lah buat rumahan. bisa 250gr or 500 tepung :)

      Delete
  5. PrananingrumJanuary 3, 2017 at 10:09 AM

    pasti rasanya enak banget ya mbak sampe ludes he3

    ReplyDelete
    Replies
    1. shujindakaraJanuary 3, 2017 at 7:45 PM

      saya awalnya ga ngerti enaknya udon, menurut saya hambar. Lama-lama ngeh juga, mungkin teksturnya yang kenyel-kenyel gitu ya.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b
5 comments
selanjutnya

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.
Post a Comment
selanjutnya

Rindu Menjahit

Belakangan ini rindu sekali belajar menjahit lagi, sayang sekali masih belum ketemu waktu yang pas. Kakak masih pulang cepat dari TK, adik juga masih harus selalu ditemenin main. Tapi karena sudah tidak tahan saya nekat memotong kain untuk membuat gaun. Sayang sekali belum selesai juga, Insya Allah nanti diapdet kalau sudah selesai. Sementara menanti momen yang pas, saya ubek-ubek lagi foto jadul pertama kali kena menjahit. Membuat perlengkapan sekolah kakak dan beberapa dress dari kain sarung bantal untuk latihan.     Melihat foto-foto ini jadi semakin ingin belajar menjahit....hikkksss.     Tas bekal, luncheon mat, dan cuttlery wallet tas jinjing sekolah TK untuk membawa buku cerita baju karung dari kain spanduk versi ikat pinggang (baseball punya suami hi3) baju karung dari kain spanduk dress anak dari bahan sarung bantal dress wanita, belajar menjahit rempel (gak tau istilah teknisnya)
Post a Comment
selanjutnya