Skip to main content

MPASI Selesaaai!

Memasuki usia ke-19 bulan, Ade Haqqi sudah lulus MPASI. Menu makannya sudah sama dengan orang dewasa, kalau ada yang dibedakan paling kalau terlalu keras atau rasanya terlalu berbumbu. Kilas balik masa 18 bulan MPASI si adek yang saya abadikan (seingatnya di facebook).



Baca juga Pemeriksaan 18 Bulan Adek Haqqi

Oia, saya masih mengikuti tata cara pemberian MPASI jadul sesuai petunjuk dari Dinas Kesehatan di Pemda tempat saya tinggal, dan buku perawatan bayi yang saya terima dari mertua 8 tahun saat si Kakak lahir. Jadi makanan dikenalkan satu demi satu, mulai dari karbohidrat, sayuran, daging. Mulai dari bentuk yang dihaluskan dan disesuaikan umurnya, hingga satu tahun. Usia 1 tahun mulai minum susu segar dan makan telur. Buah-buahan baru diberikan terakhir. Dulu saya masih taat tidak memberi jeruk2an hingga usia 2 tahun, sekarang si adek udah makan jeruk. 

Selesai MPASI sudah kelihatan makanan kesukaan maupun yang dibenci. Misalnya telur, kalau direbus atau didadar tidak suka. Makanan favorit: wortel dan daun bawang! mungkin ini siy keturunan, mirip bapaknya. Adek juga suka ketimun, daun selada dan tomat mentah, baik-baik saja dengan paprika, bayam dan sayuran hijau lainnya. Adek juga ternyata senang tsukemono atau acar. Porsi makannya lumayan besar, sama bahkan lebih banyak dibanding si Aa yang sudah 4 tahun dan pilih-pilih. 

Sekali lagi saya merasakan sekali, dengan metode MPASI yang sama ternyata hasil setiap anak beda-beda. Mungkin karena pada dasarnya anak memiliki selera yang berbeda. Berikut catatan MPASI yang saya copas hasil pilih-pilih dari Facebook.

mulai mengenalkan wortel
1. Tahap 1 (5-6 bulan), karbohidrat dan sayur

Bubur (perbandingan beras:air 1:10) masih disaring dan sayur di puree, memperkenalkan satu jenis isian yang sama selama 4 hari berturut-turut, sehari 1 kali

Nasi, kentang, ubi, wortel, kabocha/labu kuning, bayam/hourensou, brokoli










bubur nasi, bayam, wortel
2. Tahap 2 (7-8 bulan), mulai masuk protein nabati (plus ikan berdaging putih)

Sudah tidak disaring (perbandingan beras:air masih 1:10, menambah satu jenis isian yang sama selama 4 hari berturut-turut, sehari 2 kali (pagi 100gr, sore 50 gr)

yang baru: seledri, kol, bawang bombay, bawang merah, daun bawang, ikan teri rebus, hijiki, tahu, letuce, ikan gindara, kedelai (daizu), paprika, komatsuna (sawi), udon, pasta, tomat, roti tawar, lobak






3. Tahap 3 (9-12 bulan) mulai masuk protein hewani, kecuali telur. Juga buah, kecuali jenis citrus/jeruk. Sehari makan 3 kali. Nasi air perbandingan 1 :5, Mulai finger food, makan sendiri.

yang baru: ayam, roti tawar, pisang, telur (campuran roti), susu (dimasak campur bahan lain), pok coi, sawi putih, baby senbei, daging sapi 
bubur nasi, wortel, kacang kedelai, hijiki (rumput laut)
bubur nasi, ayam, sawi, wortel
Nasi, sup brokoli, tomat, burger patty (daging sapi)

4. Tahap 4 (12-18 bulan) mulai makan nasi biasa seperti orang dewasa, minum susu segar, telur rebus matang. Penyajian makanan dipisah-pisah sesuai menunya. 

yang baru: telur, susu segar dan produk dairy lainnya (kecuali keju fermentasi), jeruk











Menerapkan pola MPASI seperti ini saya seringkali memebekukan makanan adek, terutama di tahap awal. Juga saya mengenalkan lebih dulu bawang-bawangan, seperti bawang merah, bawang bombay dan daun bawang. Keduanya demi alasan kepraktisan. Pertama, repot kalo setiap makan harus sibuk membuat bubur saring yang banyaknya cuma satu atau dua sendok makan. Kedua, bawang-bawangan sering digunakan dalam masakan orang dewasa yang biasanya saya ambil sedikit untuk membuat makanan adek, jadi sekalian mengecek kemungkinan alergi di awal. Setelah tau baik-baik saja, saya jadi tidak ragu mengambil sup yang belum digarami untuk makanan adek. 

Hari pertama Adek tidak makan MPASI lagi,
menunya sup tahu soun dan sawi,
nasi campur kacang polong dan paprika, minum mugicha (barley tea). 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.

Rindu Menjahit

Belakangan ini rindu sekali belajar menjahit lagi, sayang sekali masih belum ketemu waktu yang pas. Kakak masih pulang cepat dari TK, adik juga masih harus selalu ditemenin main. Tapi karena sudah tidak tahan saya nekat memotong kain untuk membuat gaun. Sayang sekali belum selesai juga, Insya Allah nanti diapdet kalau sudah selesai. Sementara menanti momen yang pas, saya ubek-ubek lagi foto jadul pertama kali kena menjahit. Membuat perlengkapan sekolah kakak dan beberapa dress dari kain sarung bantal untuk latihan.     Melihat foto-foto ini jadi semakin ingin belajar menjahit....hikkksss.     Tas bekal, luncheon mat, dan cuttlery wallet tas jinjing sekolah TK untuk membawa buku cerita baju karung dari kain spanduk versi ikat pinggang (baseball punya suami hi3) baju karung dari kain spanduk dress anak dari bahan sarung bantal dress wanita, belajar menjahit rempel (gak tau istilah teknisnya)