Saya mulai berkebun di Jepang ketika menanti kelahiran si Kakak. Mertua sudah keburu datang untuk membantu setelah persalinan, tapi si bebi tidak kunjung lahir. Akhirnya mengisi waktu kami mulai menanam bunga tulip,
lily dan macam-macam lainnya yang saya tidak tahu namanya. Semua bibit bahkan potnya dibawa ibu mertua dari Sapporo. Setelah beliau pulang dan bunga-bunga sudah mekar, lalu mengering dan mati maka pot-pot itu saya pakai untuk...menaam sayur mayur! Saya mulai dengan cabe, terong, tomat, kemangi dan mentimun. Alhamdulillah sampai berbuah dan bisa dimakan, makanya saya ketagihan menanam sayuran setiap tahun, sekitar bulan Mei sampai akhir November.
Pindah ke rumah yang sekarang, lahan untuk bertanam lumayan bertambah. Sayangnya saya tidak punya pengetahuan yang cukup tentang gardening, apalagi di Jepang yang jelas beda iklim dengan Indonesia. Beruntung ada tetangga yang mau membantu, lumayan mendapat bantuan profesional tapi gratis! Karena saya menempati rumah akhir bulan Mei, cuaca hangat dan sudah saatnya mulai berkebun. Berhubung masih sibuk bebenah rumah, tidak ada anggaran buat kebun, tidak sempat membuat perencanaan dan alasan macam-macam, maka saya menunda berkebun. Cukup membersihkan rumput liar, lalu mengisi halaman samping dengan cabe dan tomat saja. Awal Agustus kami pulang kampung, lalu kembali ke rumah mendapati halaman rumah sudah penuh belukar, untungnya masih sempat memanen cabe dan tomat yang kami tanam.
Berikut dokumentasi acara berkebun ala saya tahun lalu:
|
lahan gundul, bibit cabe dan tomat yang masih imut |
|
Lalu ditinggal pulang kampung sekitar 3 minggu, jadinya seperti ini! |
|
tapi masih bisa panen cabe |
|
panen tomat |
|
menu andalan untuk menghabiskan tomat dan cabe: spagethi oseng-oseng teri! |
Spaghetinya supaya ga kering pake saus apa i? minyak zaitun? Aku mati gaya kalo bikin spagheti, saosnya cuma bolognese. suka bosen juga kalo itu itu terus :(
ReplyDeleteiya din, minyak zaitun, tumisin bawang putih cincang, teri medan...baru deh si tomat dan si cabe merah dimasukin :)
ReplyDelete