Skip to main content

Gardening; Antara Impian dan Kenyataan (3)

Hasil dari browsing dan berhayal, saya sedikit bisa mendapatkan bayangan nyata tentang impian saya. Seperti denah halaman yang sudah saya tunjukan di bagian ( 1 ) , dua jendela besar ruang tamu dan ruang tatami menghadap Area 2. Saya lalu memecah Area 2 menjadi Spot A, B dan C.


Seperti apa perbandingan antara impian dan harapan saya tentang tiga spot tersebut? silakan scroll ke bawah.

Spot A

Ingin jalan masuk yang sempit dan berkelok, kesannya mengundang dan membuat penasaran, ada apa aja ya di dalam sana? sayang sekali.....kenyataannya halaman saya sempit! tidak bisa memenuhi rasa ingin tau pengunjung yang hendak dibikin penasaran! Sumber mimpi dari sini.


imipian (kiri) dan kenyataan (kanan)

Spot B

Tepat di bawah papangge, atau wood deck. Karena angle-nya dari atas ke bawah, maunya yang unik. Seperti papan catur warna warni, dilengkapi gentong air besar dengan ikan-ikan hias berenang dengan lincahnya. Sayang sekali....kenyataannya cuma diisi pot-pot berisi benih pare yang sampai hari ini belum juga keluar tunasnya. Sumber mimpi dari
impian (kiri) dan kenyataan (kanan)

Spot C

Maunya menjadi titik destinasi, sebuah tempat yang teduh, ada sebuah bangku panjang yang nyaman untuk duduk dan menikmati kesejukan halaman. Sayang sekali, kenyataanya cuma ditemukan sebuah kursi lipat karatan dengan tanaman tomat dan buncis yang baru mentil-mentil! Sumber mimpi dari sini.
impian (kiri) dan kenyataan (kanan)

Tapi saya tidak putus harapan, mudah2an sedikit demi sedikit bisa mendekati wujud halaman impian, amin.

Sebelumnya :

Gardening; antara impian dan kenyataan (1)

Gardening; antara impian dan kenyataan (2)


Comments

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.

Rindu Menjahit

Belakangan ini rindu sekali belajar menjahit lagi, sayang sekali masih belum ketemu waktu yang pas. Kakak masih pulang cepat dari TK, adik juga masih harus selalu ditemenin main. Tapi karena sudah tidak tahan saya nekat memotong kain untuk membuat gaun. Sayang sekali belum selesai juga, Insya Allah nanti diapdet kalau sudah selesai. Sementara menanti momen yang pas, saya ubek-ubek lagi foto jadul pertama kali kena menjahit. Membuat perlengkapan sekolah kakak dan beberapa dress dari kain sarung bantal untuk latihan.     Melihat foto-foto ini jadi semakin ingin belajar menjahit....hikkksss.     Tas bekal, luncheon mat, dan cuttlery wallet tas jinjing sekolah TK untuk membawa buku cerita baju karung dari kain spanduk versi ikat pinggang (baseball punya suami hi3) baju karung dari kain spanduk dress anak dari bahan sarung bantal dress wanita, belajar menjahit rempel (gak tau istilah teknisnya)