Skip to main content

Meninggalkan Facebook kembali ke Blog

Yah begitulah akhir perjalanan saya sebagai pesbukers he3. Beberapa kali kecolongan sistem security facebook yang mengubah settingan tampilan post (terutama foto anak2) seenaknya, saya beberapa kali "minggat". Namun minggat tidak bertahan lama karena kangen!. Bukan kangen pesbukannya tapi kangen "ngintip" kabar teman2, haus perhatian pengen "diintip" juga walopun kadang yang ngintip malah jadi kebablasan "mengawasi" gerak gerik saya (paranoid he3). Bukan geer, tapi terbukti sepak terjang saya (hohoho....bahasanya) sering jadi bahasan pas "kopi darat". Sungguh tidak nyaman! mereka tidak me "like", apalagi ngasih "komen" tapi mereka ingat2 untuk kemudian dibahas. Yah...salah sendiri, kesusahan n unek2, masakan n kelakuan anak semua dipejeng siy...yah begini deh akibatnya.

Demikianlah, berkali2 minggat, berkali2 balik lagi dan memperbarui settingan satu per satu....untuk kemudian minggu lalu kembali kecolongan. Kali ini bener2 udah gak tahan! capek bow! akhirnya saya meninggalkan facebook, mudah2an untuk tidak kembali lagi he3.

Jadi sementara "keganjenan" saya dipindahkan ke blog ini, yang begitu setia walopun lumutan gak pernah ditengok selain untuk membaca blog2 yang saya masukan di reading list (yang kadang nongol kadang gak hu3). Mudah2an segera menemukan tempat "berlabuh" yang memadai...apalagi kalo bisa menaikkan mutu isiannya he3. Jadi biar gak cuma ganjen ketak ketik tapi benar2 "menulis"! amiiiiin.

PS
Kepada siapa saja yang kenal facebook saya, mohon kalau ada blokir atau kiriman message aneh2 dari akun saya, harap diabaikan. Terimakasih...semoga bisa tetap bisa terhubung walau tanpa facebook. shujindakara@yahoo.com masih aktif kok :)

Comments

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b...

Mak Rempong dan SIM Jepang

Buku-buku materi kursus mengemudi Alkisah, saya seorang Mak Rempong di usia 40-an dengan 3 orang anak (9 tahun, 5 tahun, dan 2 tahun) merengek meminta Me Time ala Mamah Muda kepada suami. Suami menyambut gembira, bersedia menjaga anak-anak di rumah, tapi me time yang ditawarkan adalah kursus mengemudi!

Menyepi di Pusat Ginza

  I  have come a long way. Seharusnya ada banyak tulisan yang mendahului tulisan ini, karena saya terbiasa untuk bercerita runut, semacam OCD dalam kegiatan ngeblog . Tapi tulisan ini tidak bisa menunggu. lorong yang panjang menuju cafe, diambil dari tabelog Akhirnya hari ini saya memasuki lorong itu. Sebuah lorong kecil menuju sebuah cafe yang luas, dalam sebuah gedung menghadap perempatan Ginza yang ramai. Hari Sabtu, Ginza dibebaskan dari kendaraan yang biasaya berlalu-lalang dengan sibuk. Semacam car free day di Jakarta. Dan dari sudut cafe yang menghadap jendela besar ini, saya bisa mengamati tindak tanduk para wisatawan pejalan kaki, yang asik berfoto, berdiri tercenung menatap peta di layar smartphone , atau yang berjalan mantap menuju tempat tujuannya. Mengapa Ginza? Ah, panjang sekali ceritanya. Singkatnya, Pada suatu hari saya terpikir untuk bekerja paruh waktu. Setelah berpuluh tahun berkutat dengan hobi yang melulu di rumah, saya memutuskan...