Skip to main content

Bergerilya Melawan Hama

Mini Paprika yang sudah sehat kembali
Masalah dengan berkebun adalah, gangguan hama. Tanaman saya rata-rata daunnya berlubang karena belalang atau ulat, atau bergaris-garis lalu lama-lama menguning karena lalat daun, atau berlubang besar karena lebah daun. Buah tomat dan paprika juga sering kena sasaran, baru saja mentis-mentis tau-tau sudah bolong lalu menguning dan jatuh ke tanah. Luruh sebelum berbuah!

Menurut konsultasi dengan tetangga, juga hasil browsing dan membaca buku, ada banyak cara untuk memerangi hama. Tetapi karena saya sebisa mungkin tidak menggunakan pestisida, pilihan jatuh pada cara-cara yang alamiah, diantaranya:
 
  1. Menggunakan net untuk mencegah serangga memangsa tanaman
  2. Menangkap dan memusnahkan hama jika berhasil (dan berani tentunya) menemukannya
  3. Memerangkap serangga dengan lembaran kertas berpelekat
  4. Menanam tanaman anti serangga seperti marigold
  5. Menyerahkan pada mekanisme ekosistem untuk mencapai keseimbangannya
Nah berhubung hama yang menyerang tanaman saya adalah serangga kecil-kecil, misalnya lalat daun yang masuk ke dalam daun dan membuat terowongan-terowongan yang konon ukurannya tidak lebih dari 2 milimeter, maka net bukanlah pilihan. Saya juga takut ulat, jadi saya tidak berani berpatroli untuk mencari lalu menangkap dan memusnahkan ulat. Tidak sengaja menemukan ulatpun sudah merupakan siksaan buat saya, apalagi kalau harus mencari-cari....hiiiyyyy!
 
Jadi saya mencoba menggunakan lembaran berpelekat untuk menangkap serangga. Saya membeli di toko gardening, lumayan murah sekitar 25 ribu rupiah untuk 5 strip yang kemudian masing-masing saya potong menjadi dua lembar, lalu digantungkan di sekitar tanaman. Sekalian membeli bibit marigold dan menanamnya di dekat pot paprika. Teakhir, berkeliling mencari serangga kawan, seperti kepik dan congkrang yang memakan belalang.
 

penampakan strip berpelekat, masih bersih
setelah beberapa hari tampak bintik-bintik hitam,
sepertinya lalat daun, bentuknya mirip kutu rambut

Marigold, ditaruh di sebelah tanaman cabe habanero dan paprika

akhirnya ada congkrang yang datang untuk membasmi belalang
Setelah menggunakan cara-cara diatas, lambat laun kerusakan karena hama mulai berkurang, terutama untuk tanaman cabe yang masih kecil-kecil dibanding tanaman lainnya seperti mentimun atau tomat. Calon buah yang biasanya berguguran mulai membesar, daun-daun pun berkurang lubang-lubangnya, bahkan cabe Jepang shishitou yang rasanya manis sudah bisa dipanen, horeeeee!



pertama kali memanen cabe shishitou dan cabe merah besar

Hasil panen cabe pertama,
sup cumi-cumi asam pedas, segerrrrr!

Comments

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.

Rindu Menjahit

Belakangan ini rindu sekali belajar menjahit lagi, sayang sekali masih belum ketemu waktu yang pas. Kakak masih pulang cepat dari TK, adik juga masih harus selalu ditemenin main. Tapi karena sudah tidak tahan saya nekat memotong kain untuk membuat gaun. Sayang sekali belum selesai juga, Insya Allah nanti diapdet kalau sudah selesai. Sementara menanti momen yang pas, saya ubek-ubek lagi foto jadul pertama kali kena menjahit. Membuat perlengkapan sekolah kakak dan beberapa dress dari kain sarung bantal untuk latihan.     Melihat foto-foto ini jadi semakin ingin belajar menjahit....hikkksss.     Tas bekal, luncheon mat, dan cuttlery wallet tas jinjing sekolah TK untuk membawa buku cerita baju karung dari kain spanduk versi ikat pinggang (baseball punya suami hi3) baju karung dari kain spanduk dress anak dari bahan sarung bantal dress wanita, belajar menjahit rempel (gak tau istilah teknisnya)