Skip to main content

Angel cake 25 cm


baked
 
Prebake
Udah lama pengen nyoba bikin angel cake, tapi karena cetakannya guwedde banget agak2 ngeri takut gak bisa ngabisin. Cari2 resep untuk ukuran cetakan 25 cm kok serem2 yah, rata2 butuh 12 putih telur. Lihat2 resep cookpad ketemu yang sederhana dan irit dengan hanya 3 putih telur tapi untuk ukuran cetakan 18 cm. Terus browsing sana sini soal konversi ukuran cetakan, akhirnya dengan matematika sederhana ketemulah hitungan bahwa saya harus buat resep 2 kali lipat. Pas banget di freezer punya 6 putih telur beku sisa buat macem2. Resep aslinya dari sini.
 
Resepnya saya tulis lagi untuk ukuran loyang 25 cm:
 
Bahan:
 
6 putih telur
120 gram gula pasir
120 gram tepung terigu diayak bersama 2 sdt baking powder
70 ml minyak sayur
50 ml juice lemon (saya pake satu lemon plus parutan kulitnya)
 
Cara Membuat:
 
1. Kocok putih telur, masukkan gula pasir sedikit demi sedikit sambil dikocok dengan kecepatan tinggi sampai putih telurnya kaku.
2. Tuang minyak sayur kedalam cetakan lalu ratakan ke seluruh permukaannya, baru masukkan ke dalam kocokan putih telur. Aduk dengan spatula.
3. Tambahkan tepung terigu dan baking powder yang sudah diayak. Aduk dengan spatula.
4. Tambahkan juice lemon dan parutan kulitnya. Aduk dengan spatula.
5. Tuang kedalam cetakan, ratakan permukaannya.
6. Panggang dengan suhu 180 derajat selama kurang lebih 30 menit.
 
 
Cakenya benar2 putih bersih, lembut, beraroma lemon dan tidak terlalu manis sampe2 saya taburi gula tepung. Raika ternyata gak suka karena mungkin gak berasa kayak cake, tapi suami saya suka banget! bener2 lembut dan wangi! Oia katanya cake ini disebut angel cake karena penampakannya seperti halo di atas malaikat...bulat dan bersinar putih bersih. hmm...terus malaikat itu emang wangi lemon ya? ;p
 




Comments

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.

Rindu Menjahit

Belakangan ini rindu sekali belajar menjahit lagi, sayang sekali masih belum ketemu waktu yang pas. Kakak masih pulang cepat dari TK, adik juga masih harus selalu ditemenin main. Tapi karena sudah tidak tahan saya nekat memotong kain untuk membuat gaun. Sayang sekali belum selesai juga, Insya Allah nanti diapdet kalau sudah selesai. Sementara menanti momen yang pas, saya ubek-ubek lagi foto jadul pertama kali kena menjahit. Membuat perlengkapan sekolah kakak dan beberapa dress dari kain sarung bantal untuk latihan.     Melihat foto-foto ini jadi semakin ingin belajar menjahit....hikkksss.     Tas bekal, luncheon mat, dan cuttlery wallet tas jinjing sekolah TK untuk membawa buku cerita baju karung dari kain spanduk versi ikat pinggang (baseball punya suami hi3) baju karung dari kain spanduk dress anak dari bahan sarung bantal dress wanita, belajar menjahit rempel (gak tau istilah teknisnya)