Skip to main content

5 Jurus Pamungkas Menghadapi Mertua Ala Jepang

gambar diambil dari sini
Setiap wanita pasti memimpikan memiliki hubungan yang erat dengan ibu mertua. Betapa tidak, ibu mertua adalah ibu suami tercinta, juga sebagai pengganti jika kebetulan jarang atau sudah tidak dapat bertemu dengan ibu kandung sendiri. Tapi bukan rahasia lagi, hubungan menantu dengan mertua yang renggang bahkan tegang, coba tengok saja berbagai forum diskusi online, tidak cuma di Indonesia tapi di Jepang juga sama ramainya oleh curhatan para menantu.



Diantara solusi yang ditawarkan, salahsatunya adalah, bagaimanapun buruknya perilaku mertua terhadap kita, menantu wanita, maka harus diingat ibu mertua adalah wanita yang meregang nyawa melahirkan suami, merawat dan mendidik suami hingga menjadi seorang laki-laki yang bikin kita klepek-klepek. Tapi bukankah semua ibu juga begitu? ibu kita juga! bahkan bukan hanya ibu mertua, semua induk mamalia juga melahirkan dan membesarkan anaknya bukan? tidak bisa menjadi alasan mertua bersikap buruk kepada menantu, bahkan dalam beberapa kasus kentara sekali sang mertua mem-bully menantunya, dengan alasan toh puteranya yang mencari uang dan menafkahi menantu! Satu lagi, coba kalau kita sedang kesal dengan suami, mengingat sosok yang melahirkan dan membersarkannya malah bakal membuat kita lebih kesal!

Lalu ada lagi nasehat kepada para ibu mertua, yang isinya berpuluh-puluh butir contoh sikap yang baik kepada menantu supaya terhindar dari konflik. Tapi saya membacanya juga heran sendiri, ini contoh sikap menghadapi menantu apa sikap menghadapi cewek alay tak tahu diri ya? Sebagai menantu, kita hanya ingin diperlakukan seperti wanita yang sudah dewasa. Bukan seperti bola rugby yang dilempar kencang kesana kemari, dikempit atau diduduki sekuat tenaga tapi diharapkan tetap kebal! juga bukan seperti boneka kaca yang harus ditiup dan dielus setiap saat, yang bisa retak atau malah pecah berantakan dengan sekali benturan!

Bagaimana jika hubungan kita dengan ibu mertua sudah terlanjur tegang bahkan kita sudah mulai membenci ibu mertua? Sebelum melakukan 5 jurus pamungkas ala Jepang, silakan coba dulu 5 jurus menghadapi mertua ala saya ya!

1. Mengingatkan diri sendiri bahwa kita memiliki hubungan jangka panjang dengan ibu mertua

Bila sudah sumpek, bisa berkonsultasi dengan teman senasib. Dengan suami juga bisa, tapi harus menyadari risikonya, bagaimanapun suami pasti tidak senang mendengar keluhan tentang ibunya sendiri. Bisa juga dengan berkegiatan menghindari stress, pokoknya jangan sampai "meledak" dan mengakibatkan hubungan dengan ibu mertua jadi rusak selama-lamanya.

2. Menerima sifat baik dan juga sifat buruk mertua

Setiap manusia pasti punya sifat baik dan buruk, coba cari sifat baik mertua dan jujur mengakuinya. Begitu juga dengan diri kita sendiri, pasti ada sifat buruk yang sudah disadari oleh ibu mertua.

3. Mengingatkan diri kita bahwa ibu mertua kita lebih berpengalaman sebagai menantu wanita

Beliau sudah menjalani puluhan tahun dengan ibu mertuanya, pasti sudah tahu bagaimana menantu ingin diperlakukan mertua. Bila bagaimanapun kita yakin ibu mertua yang salah, bisa jadi beliau pun diperlakukan sama oleh ibu mertuanya, sehingga perlakuan terhadap kita mungkin beliau anggap lumrah.

4. Meneliti kemungkinan gangguan psikis pada mertua dan bagaimana cara menghadapinya dengan baik

Mungkin kita pernah mendengar tentang kesulitan berkomunikasi karena masalah psikis, salah satu kasus yang saya baca adalah sindrom asperger.  Gangguan psikis seperti ini, mengemuka baru-baru ini saja,  karena kemajuan ilmu pengetahuan dan hasil penelitian yang sudah banyak dikomunikasikan. Tapi gangguan psikis ini kemungkinan bukan hal baru, hanya baru diketahui sekarang (asperger sendiri mulai dikenal tahun 1992). Ada kemungkinan ibu mertua kita juga memiliki gangguan ini tapi tidak pernah terdiagnosis. Menurut kasus diatas, sang menantu sampai jatuh sakit dan baru diberitahu oleh pihak keluarga akan gangguan psikis ibu mertua. Seandainya ia diberitahu dari jauh hari, maka sang menantu bisa terhindar dari siksaan batin yang demikian panjang selama ini!


5. Bila tidak sanggup melakukan jurus 1-4, upayakan menjaga jarak aman dengan ibu mertua.

Menjaga jarak baik dalam arti secara fisik maupun dengan batin. Bila jarang bertemu tentunya frekwensi gesekan akan menurun. Bisa juga dengan menghindari pertemuan dengan ibu mertua, tentunya harus secara halus. Bila pertemuan tidak terhindarkan, upayakan untuk tidak terlalu menanggapi pembicaraan ibu mertua, apalagi menyodorkan topik yang bisa menimbulkan permasalahan.

Bila semua jurus dari saya tidak mempan, artinya setelah anda coba tetap saja mangkel sebel sama ibu mertua, silakan coba jurus pamungkas menghadapai ibu mertua ala Jepang berikut, yang saya ambil dari sini:

1. 違う人格だと諦める.
Saya dan ibu mertua tidak cocok, titik.

2.一生懸命な人なんだと思おう
Ibu mertua belum menerima kenyataan puteranya sudah memulai kehidupan keluarganya sendiri, maklumi saja.

3.小言は聞き流そう
Omelan dan omongan yang nyelikit? Biarkan masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Alihkan pikiran pada hal yang menyenangkan.

4.本当に嫌なことははっきりと伝える
Ungkapkan dan bicarakan baik-baik hal yang mengganggu kita, tapi jika dikomunikasikan pun malah akan memperumit situasi, maka lupakan! jangan ditumpuk di dalam hati, nanti jadi pemicu stress.

5.姑と関係もいつかは終わると言い聞かせる
Bagaimanapun beratnya penderitaan bergaul sehari-hari dengan mertua, suatu saat semua akan berakhir. Beliau sudah sepuh, kemungkinan besar akan mendahului kita.

Terdengar dingin bahkan kejam, bukan? Semoga kita jangan sampai harus menggunakan 5 jurus pamungkas di atas. Aamin.

Comments

  1. Alhamdulillah ya mbak, hubunganku ama mertua msh baik.. walopun aku tau ada bbrp sikapku yg mereka g setuju, tp mereka cukup sopan utk ga ngelabrak terang2an.. gitu juga aku ke mereka. Mknya aku lbh memilih utk ga serumah ama mertua. Buatku, mndingan jauh tp selalu rukun, drpd deket berantem trus :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, harus pintar menjaga jarak. aku sendiri sadar kelemahanku itu sulit dikritik soal anak. mungkin sebenarnya kalau didengerin bisa buat perbaikan, tapi ternyata beda ya. Mendengar hal yang sama dari ibu sendiri dengan dari ibu mertua hihihi. ada aksi ada reaksi :)

      Delete
  2. Mbak, dirimu di Tokyo toh...Hubunganmu dengan ibu mertua kurang asyik ya? kayak di kampung sana itu mbak, duuh miris banget..banyak banget yang cerai gegara ibu mertua. Semoga mbak dan mertua baik2 saja yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya di Tokyo, Mak. Begitu deh kadang anget kadang dingin, aku sensitif dan tersinggungan soalnya. Perbedaannya mungkin karena Jepang itu budayanya haluuuuus lembuuuuut, walaupun isinya sama aja. jadi susah ya menanggapinya. Karena aku biasa tampil dan ngomong apa adanya. Eh, di kampung mana? :D

      Delete
  3. 5 tipsnya sangat membantu sekali, memang lebih baik tidak serumah dengan mertua ya agar hal-hal tersebut tidak kita alami.. hmm

    ReplyDelete
  4. amin
    jadi, kalau mertua baik, itu juga rejeki ya ^^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.

Rindu Menjahit

Belakangan ini rindu sekali belajar menjahit lagi, sayang sekali masih belum ketemu waktu yang pas. Kakak masih pulang cepat dari TK, adik juga masih harus selalu ditemenin main. Tapi karena sudah tidak tahan saya nekat memotong kain untuk membuat gaun. Sayang sekali belum selesai juga, Insya Allah nanti diapdet kalau sudah selesai. Sementara menanti momen yang pas, saya ubek-ubek lagi foto jadul pertama kali kena menjahit. Membuat perlengkapan sekolah kakak dan beberapa dress dari kain sarung bantal untuk latihan.     Melihat foto-foto ini jadi semakin ingin belajar menjahit....hikkksss.     Tas bekal, luncheon mat, dan cuttlery wallet tas jinjing sekolah TK untuk membawa buku cerita baju karung dari kain spanduk versi ikat pinggang (baseball punya suami hi3) baju karung dari kain spanduk dress anak dari bahan sarung bantal dress wanita, belajar menjahit rempel (gak tau istilah teknisnya)