Skip to main content

Beda Anak Beda Cerita

Melihat perkembangan anak, menyenangkan sekali karena kelihatan pertumbuhannya sangat pesat dan setiap hari banyak kejutan2 kecil yang indah. Tapi setiap anak akan tumbuh menjadi orang dewasa, yang memiliki kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan masing2. Menemukan kelebihan anak sudah pasti sangat membanggakan, tapi menerima kekurangan anak benar2 memerlukan energi berlebih. Misalnya untuk menepis godaan "menutup mata" terhadap kekurangan2 itu, atau membendung hawa nafsu untuk "menghilangkan" kekurangan2 itu, apalagi untuk berlapang dada sambil membisiki diri sendiri, "anakku memiliki separuh DNA-ku.....mewarisi separuh kekurangan dan kelemahanku".

Walaupun sama-sama mewarisi separuh DNA saya, ternyata kedua anak saya mulai kelihatan berbeda. Padahal Adek baru berusia 1 tahun!

1. Terjadwal vs moody
Kakak begitu lahir laktasinya lancar, pinter menyusu (meski asi baru keluar setelah 5 hari). Menyusu pasti sampai habis, jarang sekali tertidur saat menyusu. Waktunya pun sangat "terjadwal" mulai 2 jam sekali, 4 jam sekali, sampai akhirnya malam hari cuma menjelang tidur saja. Tidur siang pun seperti terjadwal, dari mulai tidur siang 3 kali, 2 kali sampai 1 kali, waktunya tidak banyak bergeser dan lamanya sekitar 2 jam. Saya dapat banyak beraktifitas, tanpa terburu2.

Lain dengan Adek, laktasi yang salah2 terus sampai2 saya kena "crack", jadwalnya berantakan dan saya terancam mastitis, menyusu sebelah saja lalu tertidur....meski hanya tidur selama 30 menit saja. Waktu tidur juga sangat pendek, jadinya berkali2 terbangun lalu tidur lagi, terus menerus berulang. Sampai sekarang sudah berusia 1 tahun pun, malam hari masih bisa bangun 3 atau 4 kali!

2. Aktif vs Pemerhati
Kakak sangat aktif, selalu bergerak selalu berisik! Sementara Adek, senang duduk diam sambil memperhatikan sekitar. Kalau kakak menemukan sesuatu langsung digoyang2, dipukul2, dijilat atau digigit maka Adek akan lama sekali memandangi, lalu mengorek2 dengan jari, baru mengelus dan seterusnya. Meski sejak merangkak adek juga kelihatan aktif dan akhirnya mulai berisik, tetap saja level-nya beda dengan Kakak.

3. Perkembangan Fisik
Kakak lahir 2 minggu lewat perkiraan, sementara Adek lewat 1 minggu saja, dengan perbedaan berat badan yang wajar; sekitar 100 gram. Tapi pertumbuhan fisik Kakak sangat cepat! selalu di atas rata2. sementara Adek, bertahan di garis paling bawah. Mungkin karena Kakak pintar menyusu dan lahap MPASI. Kalau Adek siy sudah menyusu sambil terkantuk2, mulai lahap MPASI juga setelah berusia 8 bulan! Itupun maunya makanan yang baru, sementara Kakak dulu selalu lahap walaupun menunya edisi "ulangan" dan bahkan sudah dibekukan! Kakak juga cepat duduk, merangkak dan berjalan. Adek sekarang aja belum bisa jalan tuh. Oh ya, gigi kakak sudah 8 buah waktu pemeriksaan 10 bulan, Adek sekarang sedang tumbuh gigi ke-7 dan ke-8. Tapi, rambut Adek tumbuhnya jauh lebih cepat dari Kakak, hitung2 sudah 4 kali membotaki Adek....sedangkan Kakak dulu, usia 8 bulan masih botak....alias rambutnya belum tumbuh2 juga dari sejak lahir!

4. Audio visual vs imajinatif?
Sampai usia 3 tahun lebih Kakak sepertinya tidak berminat terhadap cerita. Kalau menonton kartun Anpanman, hanya untuk ikut menari dan menyanyi lagu pembuka dan penutup saja. Sementara Adek, yang belum 1 tahun sudah dibiarkan terpapar televisi karena maunya ikutan Kakak, asyik menikmati jalan cerita dan ikut tertawa di scene yang lucu. Sampai sekarang pun Kakak baru pandai menyimak cerita kartun, tapi sulit menyimak cerita ayah ibu, apalagi cerita bapak ibu guru di sekolah!

5. Perkembangan Kepribadian
Kakak selalu membutuhkan "assurance" dari lingkungan. Perlu waktu untuk Kakak merasa nyaman dengan orang baru, tempat baru atau barang baru; mungkin sekitar 15 menit. Kalau Adek, bertemu orang baru bukan hal yang menakutkan, cukup memandangi beberapa lama lalu bisa langsung akrab, kecuali orang baru itu memang menakutkan atau menakut2i baru deh Adek nangis. Tapi adek lebih ekspresif, kalau ingin dipeluk, ingin diajak bercanda atau disayang2, mungkin karena masih 1 tahun. Sedangkan Kakak, walaupun lincah dan berisik, sering menyembunyikan perasaan. Misalnya, walaupun di rumah mengaku senang dipeluk Bu Guru di sekolah, tapi saat dipeluk Bu Guru Kakak tidak menunjukkan ekspresi senang, seperti tertahan sesuatu. Malu? takut? padahal menurut Ibu dan Ayah adalah sangat penting untuk dapat mengenali dan menerima perasaan diri sendiri, juga untuk meng-ekspresikannya dengan jujur kepada orang lain. Jangan sampai Kakak merasa ingin dicintai, tapi sinyal keluarnya "aku sulit dicintai"....apalagi sambil berkata "oooh aku orangnya susah jatuh cinta!". Oooops, jadi mendramatisir!

Baru 5 tahun saja mengumpulkan pengalaman menjadi ibu, tapi rasanya banyak sekali yang sudah dibagi oleh anak2. Termasuk, sentimentalia terhadap diri sendiri, terutama saat menyadari kemiripan dengan perangai anak, lebih tepatnya.....perangai buruk anak. Ada rasa bersalah, rasa khawatir dan tidak berdaya tetapi sekaligus rasa dekat, buah hati!

Comments

  1. Jangan sampai Kakak merasa ingin dicintai, tapi sinyal keluarnya "aku sulit dicintai"....apalagi sambil berkata "oooh aku orangnya susah jatuh cinta!". Oooops, jadi mendramatisir! ...wkwkwkwk.. kesindir nih..susahnya jd introvert :)

    ReplyDelete
  2. introvert juga bisa mengekspresikan perasaan dengan jujur....kan gak mesti woro2...nanti malah dikira obralan he3

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.

Rindu Menjahit

Belakangan ini rindu sekali belajar menjahit lagi, sayang sekali masih belum ketemu waktu yang pas. Kakak masih pulang cepat dari TK, adik juga masih harus selalu ditemenin main. Tapi karena sudah tidak tahan saya nekat memotong kain untuk membuat gaun. Sayang sekali belum selesai juga, Insya Allah nanti diapdet kalau sudah selesai. Sementara menanti momen yang pas, saya ubek-ubek lagi foto jadul pertama kali kena menjahit. Membuat perlengkapan sekolah kakak dan beberapa dress dari kain sarung bantal untuk latihan.     Melihat foto-foto ini jadi semakin ingin belajar menjahit....hikkksss.     Tas bekal, luncheon mat, dan cuttlery wallet tas jinjing sekolah TK untuk membawa buku cerita baju karung dari kain spanduk versi ikat pinggang (baseball punya suami hi3) baju karung dari kain spanduk dress anak dari bahan sarung bantal dress wanita, belajar menjahit rempel (gak tau istilah teknisnya)