Skip to main content

Air Plants (update)

Pertama kali mendengar dan melihat "Air Plants" di rumah tetangga. Konon katanya orang semacam saya yang tidak berbakat memelihara tanaman bisa merawat mereka. Karena mereka tidak memerlukan banyak perhatian. Tidak memerlukan tanah, hanya sedikit cipratan air, hampir bisa dibilang dibiarkan begitu saja bisa hidup menghirup udara saja (makanya namanya air plant!). Hanya saja ketika saya bertanya berapa harga si air plant yang dia miliki, katanya murah karena diskon, 3000 yen...alias 300 ribu rupiah! Maaaaaaak!

 
 Pindah ke rumah yang sekarang, rumah yang sangat simpel, tidak antik seperti rumah yang lama membuat saya ingin sekedar menghiasnya dengan tanaman hijau, yang kuat dan tidak jadi "korban" kelalaian saya dalam merawatnya. Saya kepingin menaruh tanaman di setiap jendela, sebagai ganti memberi "warna" melalui tirai. Kenapa? karena tirai mahal....plus, saya kepingin banyak cahaya masuk secara rumah saya si rumah tiang bendera yang kekurangan sinar matahari. Toh, hampir semua jendela saya berkaca buram, jadi sudah tidak tembus pandang dari luar (yakin????). Jadi saya teringat si air plant dan mencoba mencari apakah ada yang harganya murah meriah he3.
 
 
Andalan saya adalah 100 yen shop, ketemu tuh si air plant harga 100 yen alias 10 ribuan...tapiiiii gak lama kemudian....membusuk dan mati...hikss. Lalu tidak sengaja ketemu yang 500 yen tapi ada 2 kuntum. Plus udah di pot plastik berisi tapas, di toko rumput (asli jual rumput he3). Saya masukkan ke pot keramik 100 yen, ditaruh di jendela kamar kecil, persis deket pancuran air toilet. Jadi tidak mudah lupa untuk menciprati air ke si air plant. Setelah beberapa waktu, muncul kuntum bunga....yang tadinya saya kira "mini dragon fruit"! hahaha!


 

Lambat laun warnanya mulai tampak memerah dan kuntum makin besar...jadi penasaran dengan perubahan bentuknya. Saya tidak tau apa nama tanaman ini dan bagaimana siklus hidupnya. Apa bisa diperbanyak ya? saya terlanjur suka....dan tidak ingin berpisah dengannya.....takutnya setelah berbunga dia akan kering begitu saja dan mati huhuhu.







 
Dilihat lebih dekat, benar2 mirip dragon fruit!
 
(update)
 
Ternyata si air plants ini punya nama yang cantik, Thillandsia Stricta. Baru tahu namanya setelah teman di fb memberi tahu tentang tanaman bromelia. Setelah saya ubek2 lewat google, ketahuanlah bahwa bromelia beberapa varian-nya disebut air plants di Jepang. Foto terakhir, neng Stricta seperti ini:
 


Cocok dengan foto di link berikut. Langsung deh cari buku tentang neng Stricta dan sekarang sedang nunggu antrian di perpustakaan deket rumah. Aaah senengnya!

Comments

  1. Kerennnn!!!
    Gw termasuk parah nih utk urusan bercocok tanam. Ngiler nanem daun bawang juga ga jalan" :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beli di saya saja pak .kebetulan saya punya !

      Delete
  2. yang ditanam daunnya? bukan bawangnya? :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.

Rindu Menjahit

Belakangan ini rindu sekali belajar menjahit lagi, sayang sekali masih belum ketemu waktu yang pas. Kakak masih pulang cepat dari TK, adik juga masih harus selalu ditemenin main. Tapi karena sudah tidak tahan saya nekat memotong kain untuk membuat gaun. Sayang sekali belum selesai juga, Insya Allah nanti diapdet kalau sudah selesai. Sementara menanti momen yang pas, saya ubek-ubek lagi foto jadul pertama kali kena menjahit. Membuat perlengkapan sekolah kakak dan beberapa dress dari kain sarung bantal untuk latihan.     Melihat foto-foto ini jadi semakin ingin belajar menjahit....hikkksss.     Tas bekal, luncheon mat, dan cuttlery wallet tas jinjing sekolah TK untuk membawa buku cerita baju karung dari kain spanduk versi ikat pinggang (baseball punya suami hi3) baju karung dari kain spanduk dress anak dari bahan sarung bantal dress wanita, belajar menjahit rempel (gak tau istilah teknisnya)