Alhamdulillah....akhirnya saya menjadi ibu juga. Si neng lahir hari Jumat 5 Desember 2008, Berat Lahir 3.512kg Panjang Badan 51 cm, dan kami namai RAIKA 来香 . Sayang sekali proses kelahirannya tidak mendapatkan liputan yang layak
karena proses yang panjang. Setelah si neng lahir, saya jadi yakin kalo bukan karena doa dan support dari teman dan keluarga mungkin saya gak akan kuat melaluinya. Saya cengeng n manja, di infus aja ngeri apalagi melahirkan!
karena proses yang panjang. Setelah si neng lahir, saya jadi yakin kalo bukan karena doa dan support dari teman dan keluarga mungkin saya gak akan kuat melaluinya. Saya cengeng n manja, di infus aja ngeri apalagi melahirkan!
Seperti yang telah saya ceritakan sebelumnya, rencana induksi hari Rabu 3 Desember 2008 dan saya harus mulai masuk rs hari selasa sorenya. Nah, mulai hari Sabtu 29 November saya dah mulai kontraksi kecil2an dan ada "show" (kayak penyanyi dangdut ajah!). Nah, seninnya mertua maksa ke rs karena katanya kalo udah show bakalan lahiran dalam 24 jam. Ternyata pas periksa, baru bukaan 2!Terpaksa koper dibawa pulang lagi.
Besoknya saya berangkat bersama suami dan ibu mertua ke rs, jalan kaki dengan gagah. Ternyata kontraksi begini aja ya, gak sakit, masih bisa lari-lari. Cuma satu masalahnya, kontraksi ini bikin gak bisa tidur karena sakit setiap 15 or 20 menit. Jadinya pas hari Rabu mulai diinduksi itu sebenernya udah kondisi badan lelah karena kurang tidur. Induksi mulai jam 9 pagi dan diakhiri jam 5 sore karena kontraksi macet di per 3 menit dan walopun udah pake dosis tertinggi, tetap tidak terjadi bukaan. Dokter optimis induksi berhasil karena pola kontraksinya bagus katanya. Ah, sakit begini mah masih bisa tahan, saya nyengir2 aja. Pas saya nyombong ke perawat, itu kontraksi ampe udah lewat maksimum 100 saya masih tahan ya sus. Susternya ketawa aja, suji wa kankeinai yo, angka itu gak ngaruh karena setiap orang punya sensitivitas yang berbeda akan rasa sakit, yang penting pola kontraksinya. Oh! gitu toh.
Nah, malemnya kontraksi2 masih jalan tapi tidak beraturan dan intensitas juga tidak naik. Meski begitu, cukup untuk bikin susah tidur. Besok paginya Kamis 4 Desember, jam 9 pagi mulai lagi diinduksi. Saya pikir mau langsung digenjot dari dosis yang kemarin, ternyata mulai dari awal lagi 20 ml/hr dan naik tiap 20 menit sampe maksimum 200 ml/hr. Akhirnya ada kemajuan, jam 3 sore ketuban mulai rembes. Alhamdulillah masih bening, sampai-sampai suster harus tes pagi kertas apa gitu (jadi inget pelajaran kimia..lakmus kalo gak salah ya?), untuk memastikan yang rembes itu benar-benar air ketuban.
Tidak lama, saya mendapat "bonus" satu infusan baru. Antibiotik supaya bayi gak infeksi karena saya punya B-Strep. Dari situ mulai bukaan maju, sampai akhirnya jam 7 malem macet lagi di bukaan 6. Dokter memutuskan untuk memecahkan ketuban, dan dari situ mulailah kontraksi yang ternyata, sakit beneran! Sekitar jam 11 malam bukaan lengkap 10...horeeeeeeeeeeeee!
Tidak lama, saya mendapat "bonus" satu infusan baru. Antibiotik supaya bayi gak infeksi karena saya punya B-Strep. Dari situ mulai bukaan maju, sampai akhirnya jam 7 malem macet lagi di bukaan 6. Dokter memutuskan untuk memecahkan ketuban, dan dari situ mulailah kontraksi yang ternyata, sakit beneran! Sekitar jam 11 malam bukaan lengkap 10...horeeeeeeeeeeeee!
Setelah saya dipindah ke ruang bersalin, posisi bayi masih jauh di atas, dan saya dalam keadaan lelah dan kurang tidur. Dokter memutuskan memberi obat tidur dengan perkiraan saya bakal tidur dan istirahat 2 jam sebelum mengejan. Kesalahan yang fatal, karena dengan obat tidur saya tidak tidur, tapi jadi hilang kesadaran. Saat kontraksi datang saya kesakitan, berteriak dan mengejan. Ketika kontraksi pergi saya kemudian tidur, begitu terus! Ternyata acara sadar dan tidak sadar ini tidak berlangsung hanya 2 jam, tapi dibiarkan berlangsung sampai jam 8 pagi! Satu tempat tidur dipasang di dekat saya, suami ikut tidur di ruang bersalin sambil terus menuntun nafaaas hihifuuu!
Suami menjelaskan dokter saya menunggu dokter-dokter lain yang senior untuk memutuskan tindakan, akan divakum or operasi. Kata suami, saya sempet teriak, "K-sensei, I WILL SUE YOU FOR SURE!". Pagi itu suster ceria yang menyemangati saya kemarin sudah datang bertugas lagi, dan dengan berurai air mata dia mengusap2 punggung saya. Saya juga inget perawat favorit saya dari bagian kebidanan Sasaki-san datang untuk ngasih semangat, tapi saya dah gak bisa berkata-kata lagi. Ngantuk, lelah, sakit dan kuatir semua campur aduk.
Suami menjelaskan dokter saya menunggu dokter-dokter lain yang senior untuk memutuskan tindakan, akan divakum or operasi. Kata suami, saya sempet teriak, "K-sensei, I WILL SUE YOU FOR SURE!". Pagi itu suster ceria yang menyemangati saya kemarin sudah datang bertugas lagi, dan dengan berurai air mata dia mengusap2 punggung saya. Saya juga inget perawat favorit saya dari bagian kebidanan Sasaki-san datang untuk ngasih semangat, tapi saya dah gak bisa berkata-kata lagi. Ngantuk, lelah, sakit dan kuatir semua campur aduk.
Akhirnya, setelah semua dokter datang, diputuskan si neng akan di-forcep, saat itu saya tidak ingat seperti apa prosesnya. Seingat saya suami menyangga badan atas sambil memberi petunjuk buat mengejan. Satu dokter mendorong perut bagian atas, K-sensei sibuk dengan segala tongkat nenek sihir, dan seorang dokter lain berdiri di sampingnya. Kemudian si neng lahir, terbatuk-batuk, tidak ada tangisan. Raika dibawa para perawat, suami juga ikut pergi bersama para perawat dan Raika.
Perawat sempat memberikan Raika untuk saya peluk sebentar. Tidak bisa IMD karena saya tidak sadar penuh, dan Raika kemudian dibawa untuk diobservasi. Setelah Raika diambil, saya baru merasa sakit karena ternyata sedang dijahit. Menjahitpun K-sensei harus dibimbing oleh pak dokter yang dari tadi berdiri di sampingnya. Pak dokter memberi icing pad, tapi karena sakit saya tidak bisa diam. Akhirnya, jossss saya disuntik dan tidak ingat apa-apa lagi.
Perawat sempat memberikan Raika untuk saya peluk sebentar. Tidak bisa IMD karena saya tidak sadar penuh, dan Raika kemudian dibawa untuk diobservasi. Setelah Raika diambil, saya baru merasa sakit karena ternyata sedang dijahit. Menjahitpun K-sensei harus dibimbing oleh pak dokter yang dari tadi berdiri di sampingnya. Pak dokter memberi icing pad, tapi karena sakit saya tidak bisa diam. Akhirnya, jossss saya disuntik dan tidak ingat apa-apa lagi.
Saya terbangun jam 3 sore masih di ruang bersalin, perawat memberikan selembar surat dari suami, isinya intruksi macam-macam dari perawat, dalam bahasa Inggris karena takut perawat tidak bisa menjelaskan dengan baik. Sementara suami harus pergi kerja. Saya turun dari tempat tidur, berdiri sebentar...eh balik naik lagi...dan yaaaaah....tidur lagi hehehe. Jam 5 sore saya baru bisa bangun beneran...dan jalan dipapah suster ke ruang kontraksi...soale gak kuat balik ke kamar hehehe. Sebelom tidur lagi saya sempet nanya...hari ini hari apa suster....Jum'at katanya....saya tidur lagi. Terbangun lagi terus baca instruksi dengan seksama...jalan kaki ke toilet...harus pipis n ganti maternity pad...oooh susah banget yaa...bangun berdiri pusiiiiiiing. Langsung pencet tombol darurat...terus suster dateng n marahin kenapa gak manggil kalo mo ke toilet hehehe. Ternyata saya harus pake kursi roda...gak tau kenapa...diantar ke ruang bayi..balik ke ruang perawatan pake kursi roda. Saya gak curiga sama sekali.
Kecurigaan mulai timbul ketika saya ternyata gak buru2 room in, hari ketiga setelah melahirkan saya baru room in dengan Raika. Belajar menyusui...belajar memandikan dan lain2. Daftar untuk pemeriksaan ibu dan bayi untuk bulan depan (ikkagetsu kenshin) pokoke semua normal2. Makin curiga kenapa saya sesekali diambil darah dan seitap pagi selalu disuntik cairan cokelat pekat pake suntikan sapi....asli gede banget! saya liat ibu2 yang lain gak disuntik!.
Sehari sebelum jadwal pulang ke rumah...K-sensei datang ke kamar saya dan menjelaskan saya belom boleh pulang...ternyata saya pendarahan sewaktu melahirkan, sampai 1500cc dan HB saya anjlok dari 11 ke hanya 5 sajah! gubraks dah....K-sensei meminta maaf...saya sih gak menyalahkan sapa2 toh semua berakhir bahagia kan ya? hanya saya menyesal kenapa gak dibilang dari awal....kan saya bisa lebih menghemat tenaga...lebih hati2 kalo lagi gendong raika. Sejak itu saya gak bayak kemana2 di RS, kegiatan menyusui n ganti popok semua dilakukan di kamar, menyusui juga sambil tiduran...makan juga nunggu ditaro di meja. Kesel juga karena K-sensei gak bisa memastikan kapan saya boleh keluar dari RS karena katanya kemajuan saya lambat sekali....ya iyalah! orang kurang darah suruh begadang ngurus bayi n tinggal di RS! Tapi akhirnya....setelah suntikan kemaren pagi yang macet gak mo masuk (ampe diulang berkali2 baru berhasil...dan lengan saya pun bengkak2 gak karuan), akhirnya diputuskan saya hanya akan ON MEDICATION and ON DIET, dan tiba2 boleh pulang hari itu juga (HB udah sampe 7...alhamdulillah). Akhirnya gedubrakan telpon Okaasan di rumah...dan sebelum jam makan siang saya pun udah di rumah dengan Raika. Ahhhhh.....senangnya. Semua menjadi indah pada waktunya! Saya bersyukur sekali bisa melewati ini dengan selamat....yang mustahil tanpa doa dan dorongan semangat dari suami, keluarga dan teman2....apalagi teman2 MP yang rajin mendoakan, sharing pengalaman, ngasih support dan ngasih komen hehehe....sekali lagi terima kasih banyak yaaa....
Waaaaaaaaaaah...........alhamdulilaah...selamet yaa teh ^_^
ReplyDeletesemoga jadi anak yg soleha...
fotona atuuuh????penasaran ^_^
wa, perjuangannya..alhamdulillah deh dua2nya slamat. mg si neng tumbuh sehat & berbakti. Amin..aku jg bbrp hari ini keluar `show`,tp setelah dicek baru bukaan 2-3cm.
ReplyDeleteSeLamat .. ya Mbak....!! Perjuangannya hebat!!
ReplyDeleteBtw, aku juga di vacum, pas dilahirkan.
Kt mamaku, sakit bgt!!
Jadi takut..
Omedetto teteh........Jadi ibu pasti rasanya bahagia ya.......
ReplyDeleteSemoga Raika jadi anak yang sholikah, jundulloh yang menegakkan agama Alloh......sekali lagi omedetto ya teh...
wakh selamat yah; semoga bisa jadi anak yang patuh sama kedua orang tuanya. Ditunggu foto2 babynya yah :)
ReplyDeleteselamat ya teh...
ReplyDeletesalam buat si neng,
jangan lupa diajarin bahasa sunda, hihihihi
subhanallah perjuangan yg panjang dan sangat mengharukan...
ReplyDeletetermasuk lama juga ya prosesnya.... si Nyai kuat bener dehhh...
aku jadi pengen tau, kenapa kadang2 induksi pake infus, kadang2 pake tablet ya...
selamat ya Nyai.. salam juga buat si Neng, semoga sehat2 dan Nyai juga cepet pulih... :D
alhamdulillah sudah boleh pulang
ReplyDeletealhamdulillah sudah boleh pulang
ReplyDeletebarakalloh ya mbak,
ReplyDeletesemoga lekas pulih ^-^
jujur mb,saya terharu sekali baca heroisme prjuangan mb melahirkan raika.moga cepat pulih ya.moga raika jd anak yg solehah dan berbakti.
ReplyDeletemet berbahagia.barokallah.
jujur mb,saya terharu sekali baca heroisme prjuangan mb melahirkan raika.moga cepat pulih ya.moga raika jd anak yg solehah dan berbakti.
ReplyDeletemet berbahagia.barokallah.
Alhamdulillaah, baarakallaah, moga Raika jadi putri yang shalihah, cerdas, sehat selalu, dan berarti bagi sekitarnya...
ReplyDeleteUntuk Teteh, selamat atas kelahiran putrinya dan salut atas perjuangannya :).
Wah kalo d jakart g nunggu lama2 bu. Langsung d saranin operasi sesar. Hehehe
ReplyDeleteRaika.. Kayak nama pemeran pilm Tokyo love story
ReplyDeleteselamat ya Nyai & Junichiro, akhirnya Raika yg dinanti2 datang juga. namanya bagus, pengalaman persalinannya seru, mudah2an banyak rezeki di kemudian hari, amien.
ReplyDeleteamiiin...nuhun doana nya teh lia....Insya Allah ini lagi dikumpulin fotona hehehe....
ReplyDeletewaaaah...show! mudah2an beneran dalam 24 jam udah bisa gendong si kecil yaaa...amiiiin.
ReplyDeleteyah..saya mah pasrah aja...rejeki mah gak ketuker katanya. Kalo sakit melahirkan mah ada akhirnya sesakit apapun juga...sakit melahirkan gak seperti sakit luka bakar yang terus2an sakit gak tau sampe kapan hehehe....
ReplyDeleteArigatou mbak tari...alhamdulillah ampe hari ini menikmati banget...ampe gak bisa tidur hehehe..seneng liatin si neng aja...lagi ngeden pup juga teuteup aja kliatan imut hahahaha!
ReplyDeleteAmiiin...makasih doanya ya. Iya ini lagi nyoba ngumpulin potona...mudah2an layak ditunggu yaaa...
ReplyDeletemakasih bang...duh raika ini bakalan gagap bahasa nih kayaknya hehehe....
ReplyDeleteAlhamdulillah Allah memberi kekuatan mbak. Kalo kata dokter sih induksi itu ada yang mekanik ada yang kimiawi. Mekanik biasanya dibalon gituh. Kimiawi ada 2 macem, pitocin ama prostalgin kalo gak salah. Prostalgin itu ditaro di vagina untuk melembutkan mulut rahim. Kalo Pitocin katanya tiruan hormon oxitocin yang memacu kontraksi rahim. Balon ama Prostalgin biasanya cocok untuk kelahiran kedua dan seterusnya karena jalan lahir udah ada. Kalo baru pertama katanya pitocin...tapi tergantung kondisi pasien kali ya. Mudah2an gak sesat nih informasi saya hehehe...
ReplyDeleteMakasih doanya ya mbak...amiiin.
Iya ai...legaaa banget. Makasih banget dah nengokin ya...punten pisan saya teh meni gak bisa bangun dari tempat tidur hehehe...Makasih supportnya yaa....
ReplyDeleteAmiiin...makasih doanya ya..
ReplyDeletesemua wanita pasti berusaha sekuat tenaga demi melahirkan anaknya ya mbak...alhamdulillah perjuangan saya happy ending hehehe. Amiin..makasih doanya...
ReplyDeleteAmiin...makasih doanya ya. Waduh...jadi wanita pejuang nih hehehe ;p
ReplyDeleteIya kali ya...saya juga sempet mikir bakal disesar. Jujur ajah saya jiper kalo disesar soale denger kata operasi aja dengkul udah gemeteran hehehe....
ReplyDeleteHehehe..beda2 tipis...jagoan Tokyo Love Story kan Rika Akana...yang imut manggil2...Kanchi...Kanchi! duuuh...jadi inget jaman SMA hahaha!
ReplyDeleteMakasih Dina...soudanshita yokatta...bersyukur banget saya ada "sempai" tempat konsultasi hehehe
ReplyDeleteSebenernya namanya Laiqa (Arabic; self sufficient, decent) tapi diledekin sepupu2nya di Indonesia...Laiqa Majenun katanya! udah gitu susah dilafalin otousan ma keluarga di Jepang. Akhirnya dibuat versi Nihonggonya...来香..the coming fragrance. Kayaknya romantis juga hehehe...bungkus deh!
Amiin..mudah2an Dina n keluarga juga selalu diberkahi Allah ya...
selamat lagi ya Niay...
ReplyDeletereportase belum lengkap tanpa skrinsyut...
mana buktinya Raika itu ada, mannaaa?
*provokator*
selamat lagi ya Niay...
ReplyDeletereportase belum lengkap tanpa skrinsyut...
mana buktinya Raika itu ada, mannaaa?
*provokator*
Nyai... selamat jeng... selamat Junichiro sensei...
ReplyDeleteSetuju ma mba Fau.. mana dong fotonya raika chan...?? ditunggu ye...
alhamdulillah, barokallah ya nyai. perjuangan panjangnya dr si neng yg sempet sungsang sampe proses melahirin yang lama di akhiri dengan lahir scr normal. jd gak sabar nunggu upload an foto raika.
ReplyDeletesekali lagi selamat, dan semoga menjadi anak solehah, amiin
yokatta ya nyii....akhirnya happy ending..bisa lewat operasi normal. Salut. Bener2 perjuangan. Daku yg cuman `meliput` di Honjo aja deg-degan, true storynya pastilah lebih mendebarkan.... Semoga Raika tumbuh seharum namanya.....
ReplyDeleteo iya ttg induksi pake prostalgin itu, aku baca ternyata itu untuk yg belom ada bukaan, dan serviks belom menipis. si postalgin itu gunanya menipiskan rahim dan seringkali bisa sekalian memulai labor..
ReplyDeletekalo pitosin (yg pake infus itu) dipake kalo leher rahim udah tipis dan mulai ada bukaan, gunanya buat mempercepat bukaan.
jadi waktu aku hamil zhaf, pake prostalgin karena belom ada bukaan dan alhamdulillah bisa sekalian memulai kontraksi yg cukup buat sampe lahir, ga perlu pake pitosin juga.
wah mbak Nyai.. terimakasih sharingnya...
ReplyDeleteinsya Allah saya jg akan melahirkan di RS yang sama dengan mbak Nyai...
Alhamdulillah happy ending ya mbak sgala perjuangan.. saya jd rada deg2an jg, mana gk bisa bahasa Jepang... terus diinfus aja takut apalagi melahirkan hehe
sekali lagi terimakasih ya mbak....
selamat menunaikan ibadah Puasa...