Melihat anak-anak TK tampil dalam festival olahraga tahunan sekolah di Jepang, yang dikenal dengan sebutan Undoukai, adalah momen penuh keharuan. Mereka berlatih setiap hari menampilkan berbagai atraksi, untuk menyenangkan orangtua mereka. Mungkin sudah ada anak-anak yang mencintai olahraga, merasakan kepuasan saat menyentuh garis finish di urutan pertama, atau menikmati riuh rendah tepukan tangan penonton.
Play Baloon Gambar diambil dari sini |
Play Baloon adalah puncak pertunjukan bagi murid kelas tengah, yang otomatis begitu selesai anak-anak merasa sudah bebas. Si Aa bermanja minta dipangku selama menunggu undoukai berakhir, dan saya menjadi satu-satunya orang dewasa selain Bu Guru yang duduk di terpal bersama anak-anak. Disinilah saya melihat bagaimana anak-anak saling berinteraksi. Tiba-tiba ada seorang anak perempuan yang terus diledek, bahkan dijahili 3 orang teman laki-lakinya yang usil menyentil topinya berkali-kali. Anak ini awalnya protes, dan akhirnya menangis pelan. Tidak sekalipun dia memandang saya atau Bu Guru yang ada di dekatnya untuk meminta tolong. Saya sendiri sudah hendak bergeming menolong si anak perempuan itu, tapi kalah cepat! Seorang anak perempuan lain datang memeluknya dan menghardik pelan teman-teman jahilnya. Lalu peristiwa ini berakhir tanpa kegaduhan.
Bekal makan siang sekeluarga saat undoukai |
Tak lama si Aa harus bersiap untuk acara penutupan, saya pun beranjak dari terpal tempat duduk, dan dihampiri oleh seorang ibu, yang menyampaikan permintaan maaf. Ternyata anaknya kedapatan berkali-kali memukul dan menyikut si Aa, peristiwa yang luput dari pengamatan saya, dan kemudian dibenarkan ayahnya yang bertugas "meliput" Aa tampil. Saya menepis kekhawatiran si Ibu, "Tidak apa-apa, Bu. Namanya juga anak-anak. Mungkin anak saya juga pernah mengusili anak Ibu, cuma saya tidak pernah melihatnya. Sudah ketentuannya mereka selalu baris berdekatan, dan anak saya sering kabur-kaburan tidak bisa tertib". Si Ibu tetap membungkuk-bungkuk minta maaf, bahkan setelah saya berlalu dari tempat itu, membuat saya jadi paranoid, seberapa seringkah si Aa dijahili teman-temannya? adakah anak lain yang kemudian mengapitnya dan mengajaknya menjauh? membawanya ke tempat yang aman dan menghiburnya?
Begitu anak-anak keluar dari rumah dan berbaur dengan anak-anak sebayanya, rasanya ingin mengikatnya dengan tali yang bisa saya tarik ulur sesuai kebutuhan. Jika ia menghadapi bahaya, saya bisa langsung menarik dan menyelamatkannya. Jika diperlukan, saya dapat menariknya pelan-pelan dan menjauhkannya dari suasana yang membuatnya merasa tidak nyaman. Saya bisa juga mengulurnya jika melihat ada kesempatan baginya untuk bermain, tersenyum, dan bahagia.
Tapi jika pun ada, maka tali itu tidak lebih dari sebuah kendali. Yang sebaik apapun maksud dan tujuan pemakainya, tidak lebih dari sekedar pengekang, layaknya tali kendali seekor kerbau bajak, yang bahkan kerap harus dilengkapi sebuah pecut! Ibu harus memilih tali lain, yang halus dan tak terlihat, tapi sangat kuat. Saat tangan-tangan Ibu tak sampai untuk memelukmu, menyelamatkanmu, atau menuntunmu, mari berpegang pada tali itu, Nak. Tali itu adalah do'a yang selalu Ibu panjatkan untukmu. Semoga Allah selalu menjagamu, melindungimu, dan memberkahimu. Aamin.
Ini pas undoukai kemarin ya Mak? Anak saya undoukainya udah pas bulan puasa kemarin., Taihen ne.....
ReplyDeletetaihensou dane...kakaknya juga pas bulan puasa lalu :)
DeleteMasyaAllah, ademmm banget Kak bacanya, saya Ibu bekerja yang todak bisa setiap saat sama anak, saya jadi merasakan analogi doa dengan tali sebagai sesuatu yang sangat saya, terima kasih sudah menyemangati saya dan berbagi optimisme 😊
ReplyDeleteMakasih Dek :) gak ibu bekerja gak ibu di rumah, semua sama gak bisa 24 jam melindungi anak. Hanya Allah yang selalu mengawasi 24 jam :) mudah2an ibu-ibu bisa saling membantu, turut "menjaga" anaknya dan anak-anak lain supaya semua anak terlindungi, aamiin
DeleteWah, aku jd tercerahkan nih, selama ini suka kuatir dan parno, di jaman skrgvyg bahkan anak SD pun udh rame kasus bully yg parah, aku kuatirin anak2ku. Inspiring mba tulisanmu :)
ReplyDeletemakasih mbak Noe...iya bullying itu masalah berat yang penyelesaiannya gak cuma tugas orangtua dan guru, tapi tugas semua anggota masyarakat. anak-anak itu harapan kita semua...sudah seharusnya dijaga bersama-sama :)
Delete