Skip to main content

Menjahit Rok Flare (Sangat Mudah!)

Saat menjelang pergantian musim adalah saat untuk berburu diskon kain, karena biasanya mereka "cuci gudang" mengobral kain-kain sisa (bahasa Jepangnya怀hagire ćÆ恎悌). Dari gunungan kain berbagai ukuran, saya menemukan kain stretchy berwarna ungu anggur ini, lebar 1,08 meter dan panjang 1,2 m dengan harga miring. Kain yang agak berat dan hangat, tapi "jatuh", pas untuk musim semi. 


Sesampainya di rumah, saya langsung mengubek jagat internet mencari tutorial rok yang sesederhana mungkin. Tanpa kancing, tanpa resleting, dan cuma menjahit lurus. Akhirnya saya sampai di tutorial ini. Lalu saya mulai mengecek jenis kain, yang ternyata jenis knit fabric yang harus menggunakan jarum mesin dan benang khusus, supaya saat kain merenggang jahitan tidak putus. Setelah mempelajari lebih jauh, saya pun menemukan petunjuk menjahit menggunakan kain jenis ini disini. Setelah merasa cukup informasi, saya terpaksa kembali ke toko kain untuk membeli jarum dan benang khusus tersebut, sempat tidak yakin jadi saya berkonsultasi juga dengan petugas toko tersebut. 

Lalu mulailah saya menjahit rok flare ini untuk ukuran si Kakak (8 tahun, ukuran 130 cm. Setelah menjahit rok si Kakak, baru saya menggunakan sisa kain untuk menjahit rok saya sendiri, alhamdulillah cukup. Berikut cara menjahit rok flare (silakan lihat link tutorial diatas untuk lebih detilnya):
1. Lipat kain horizontal (tepi kain di sisi kiri kanan).
2. Ukur lingkar pinggang, bagi dengan 3.14, untuk mendapatkan ukuran radius pinggang. Ukur dari pojok kanan kain, ke bawah dan ke samping, tarik menjadi 1/4 lingkaran.
3. Ukur panjang rok yang diinginkan, ukur mulai dari titik radius rok.
4. Gunting kain, jahit bagian sisi kain.

proses menggunting kain,
bagian tengah adalah calon rok

5. Untuk membuat ban pinggang, potong 2 lembar kain dengan ukuran panjang 1/2 lingkar pinggang, lebar kira2 10 cm.
6. Tumpuk kain, sisi muka diluar, jahit sisi kanan dan sisi kirinya. Salah satu sisi tidak dijahit seluruhnya, untuk membuat lubang memasukkan elastik.
7. Lipat dua, lalu setrika. 
8. Selipkan bagian pinggang rok ke dalam lipatan ban pinggang, jelujur dengan jarum pentul, lalu jahit. 

menyatukan ban pinggang dengan rok

9. Masukkan elastik kedalam ban pinggang, dan rok sudah hampir jadi.
10. Karena bahan yang saya gunakan berat dan stretchy, saya harus menggantung dulu rok hingga semalaman, supaya lipatannya pas. Baru kemudian menjahit keliman rok. 
model jahitan zigzag khusus untuk kain stretchy
Bagaimana? mudah sekali kan? Cara menjahit rok bisa lebih sederhana lagi seandainya menggunakan kain katun biasa. Menjahit knit fabric harus meng gunakan jahitan zigzag, untungnya meskipun mesin jahit saya sangat sederhana, tapi memiliki model jahitan ini. Oya, saya tidak punya mesin obras, jadi saya juga menggunakan model jahitan zigzag besar untuk mengobras. Sebaiknya obras dilakukan terakhir, jahitan rok dan ban pinggang bisa "diobras" sekaligus jadi rapi.


Rok kompakan ibu dan anak :)



Selamat Mencoba!





Comments

  1. Kirain itu tadi wiru. Mesinnya merk apa yang digunakan, Mak. Pingin punya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wiru apa ya mak? saya pake brother tapi yang paling sederhana, cuma punya 10 macam model jahitan :(

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b...

Mak Rempong dan SIM Jepang

Buku-buku materi kursus mengemudi Alkisah, saya seorang Mak Rempong di usia 40-an dengan 3 orang anak (9 tahun, 5 tahun, dan 2 tahun) merengek meminta Me Time ala Mamah Muda kepada suami. Suami menyambut gembira, bersedia menjaga anak-anak di rumah, tapi me time yang ditawarkan adalah kursus mengemudi!

Menyepi di Pusat Ginza

  I  have come a long way. Seharusnya ada banyak tulisan yang mendahului tulisan ini, karena saya terbiasa untuk bercerita runut, semacam OCD dalam kegiatan ngeblog . Tapi tulisan ini tidak bisa menunggu. lorong yang panjang menuju cafe, diambil dari tabelog Akhirnya hari ini saya memasuki lorong itu. Sebuah lorong kecil menuju sebuah cafe yang luas, dalam sebuah gedung menghadap perempatan Ginza yang ramai. Hari Sabtu, Ginza dibebaskan dari kendaraan yang biasaya berlalu-lalang dengan sibuk. Semacam car free day di Jakarta. Dan dari sudut cafe yang menghadap jendela besar ini, saya bisa mengamati tindak tanduk para wisatawan pejalan kaki, yang asik berfoto, berdiri tercenung menatap peta di layar smartphone , atau yang berjalan mantap menuju tempat tujuannya. Mengapa Ginza? Ah, panjang sekali ceritanya. Singkatnya, Pada suatu hari saya terpikir untuk bekerja paruh waktu. Setelah berpuluh tahun berkutat dengan hobi yang melulu di rumah, saya memutuskan...