Skip to main content

Belajar dari buku cerita


 Kadang suka ikut tercerahkan ketika membacakan buku cerita ke anak-anak. Misalnya, membacakan buku berjudul "My Friends" karangan Gomi Taro. Saya jadi ngeh, bahwa kita pergi ke sekolah bukan untuk belajar segala macam ilmu dari Bapak dan Ibu Guru, melainkan bagaimana cara mempelajari suatu ilmu. Kan Bapak dan Ibu Guru bukan fisikawan, matematikawan, ahli biologi, seniman, apalagi atlit! Juga teman-teman di sekolah, mereka yang mengajari cara menikmati berbagai permainan. Mengingatkan diri sendiri tentang harapan sewajarnya kepada institusi sekolah.



 
Lalu buku berjudul "Di atas tanah, di bawah tanah" yang menceritakan bagaimana tumbuhan mempunyai daun yang rindang untuk menyerap sinar matahari, dan akar yang menghunjam ke tanah untuk menyerap nutrisi dari dalam tanah. Di akhir buku dijelaskan kita tidak dapat mengambil manfaat dari sinar matahari dan nutrisi dari dalam tanah secara langsung, makanya kita perlu mengkonsumsi sayur mayur atau binatang pemakan tumbuhan. Teringat mengapa kita tidak makan binatang buas pemakan daging. Melalui buku sederhana, jadi bisa menjelaskan dengan sederhana mengapa kita harus makan sayur. Meskipun kebingungan juga ketika si Kakak bertanya, "memangnya babi makan apa, Bu?".
 
 
 
Ah, masih harus banyak belajar.....

Comments

  1. Karena kelemotan gw, beberapa kali memang lebih mudeng baca buku anak" ya.. Seperti tempo hari Gw baca komik ttg sejarah perang dunia :p

    ReplyDelete
  2. sama, gue beli buku sejarah dunia Oxford world history for children ;p

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.

Rindu Menjahit

Belakangan ini rindu sekali belajar menjahit lagi, sayang sekali masih belum ketemu waktu yang pas. Kakak masih pulang cepat dari TK, adik juga masih harus selalu ditemenin main. Tapi karena sudah tidak tahan saya nekat memotong kain untuk membuat gaun. Sayang sekali belum selesai juga, Insya Allah nanti diapdet kalau sudah selesai. Sementara menanti momen yang pas, saya ubek-ubek lagi foto jadul pertama kali kena menjahit. Membuat perlengkapan sekolah kakak dan beberapa dress dari kain sarung bantal untuk latihan.     Melihat foto-foto ini jadi semakin ingin belajar menjahit....hikkksss.     Tas bekal, luncheon mat, dan cuttlery wallet tas jinjing sekolah TK untuk membawa buku cerita baju karung dari kain spanduk versi ikat pinggang (baseball punya suami hi3) baju karung dari kain spanduk dress anak dari bahan sarung bantal dress wanita, belajar menjahit rempel (gak tau istilah teknisnya)