Skip to main content

Resep Chashu Ayam

Chashu adalah salah satu topping ramen yang disukai di Jepang. Biasanya terbuat dari daging babi yang direbus dalam bumbu dasar shoyu (kecap asin Jepang). Beberapa kali menu ramen dengan topping chasu menjadi menu kyuushoku 給食 atau menu catering sekolah si Kakak. Saya terpaksa harus membuat chashu yang halal, berbahan dasar daging ayam.
Berikut resep chashu ayam yang sederhana, mudah, dan versatile karena bisa dimodifikasi sesuai bumbu kesukaan masing-masing. Bisa jadi topping ramen atau bahan isian sandwich juga.


 Bahan:

1. 3 lembar fillet paha ayam, jangan lupa siapkan benang pengikat khusus makanan, di Jepang biasa disebut takoito タコ糸, bisa di dapat di toko 100 yen juga.
2. Garam dan lada sesuai selera
3. Bumbu saus, saya menggunakan 3 sdm shoyu, 1 sdm gula pasir, 2 cm jahe parut, 2 cm bawang putih parut
4. Minyak goreng, sedikit saja, disapukan dengan kuas ke wajan

Cara membuat:

1. Tusuk-tusuk bagian daging ayam dengan garpu, supaya bumbu meresap, kalau sempat lebih baik dipipihkan
2. Taburi dengan garam dan lada
3. Gulung fillet ayam (pastikan bagian kulit ayam ada di luar) lalu ikat menyilang dengan benang takoito 
4. Panaskan wajan yang sudah diolesi sedikit minyak goreng, susun ayam dan biarkan hingga kulitnya cokelat dan garing, guling-gulingkan hingga seluruh permukaan cokelat merata.
5. Sapukan kertas tissue dapur untuk menyerap kelebihan minyak.
6. Tambahkan bumbu saus, lalu tutup, gunakan api yang paling kecil, masak hingga matang (10-15 menit).
7. Buka tutup wajan, besarkan api hingga saus mengental, goyang wajan supaya sausnya diserap merata seluruh perukaan kulit ayam.
8. Angkat lalu tiriskan.
10. Setelah dingin, gunting benang takoito lalu iris-iris tipis.

Bisa juga dibuat tanpa saus, chashu bisa dijadikan isian sandwich atau untuk chicken salad.

Selamat Mencoba.

Comments

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.

Rindu Menjahit

Belakangan ini rindu sekali belajar menjahit lagi, sayang sekali masih belum ketemu waktu yang pas. Kakak masih pulang cepat dari TK, adik juga masih harus selalu ditemenin main. Tapi karena sudah tidak tahan saya nekat memotong kain untuk membuat gaun. Sayang sekali belum selesai juga, Insya Allah nanti diapdet kalau sudah selesai. Sementara menanti momen yang pas, saya ubek-ubek lagi foto jadul pertama kali kena menjahit. Membuat perlengkapan sekolah kakak dan beberapa dress dari kain sarung bantal untuk latihan.     Melihat foto-foto ini jadi semakin ingin belajar menjahit....hikkksss.     Tas bekal, luncheon mat, dan cuttlery wallet tas jinjing sekolah TK untuk membawa buku cerita baju karung dari kain spanduk versi ikat pinggang (baseball punya suami hi3) baju karung dari kain spanduk dress anak dari bahan sarung bantal dress wanita, belajar menjahit rempel (gak tau istilah teknisnya)