Saya lahir dan besar di kampung, tau makanan camilan ya kebanyakan makanan tradisional yang digoreng atau dikukus, jarang sekali menggunakan oven untuk memasaknya. Satu-satunya cake yang saya tau sejak kecil adalah si kue hitam manis, sarang semut. Sejak saya belajar memasak dan sedikit baking, saya sudah langsung mencoba membuat kue sarang semut. Pencarian resep sarang semut menghabiskan banyak waktu, karena kelihatannya semua sulit dan bahannya banyak. Dari mulai yang katanya masaknya sambil buka tutup pintu oven (mustahil untuk oven saya, pintunya dibuka langsung mati), dan telur yang rata-rata lebih dari 6 butir. Resep yang pertama saya coba mengharuskan menggunakan loyang tulban, loyang berlubang di tengahnya. Saya nekat menggunakan loyang kertas untuk sifon cake, dan tahulah saya ternyata adonan kue sarang semut itu cair! adonan saya sukses merembes keluar dari cetakan saat dipanggang, dan berakhir di tong sampah. Saya kemudian mencari loyang tulban yang terbuat dari
Tulisan seorang Ibu rumah tangga Indonesia tentang keseharian kehidupan di Tokyo, Jepang